"Yusak adalah seorang pekebun. Kami pikir aparat curiga gara-gara dia pakai sepatu lumpur. Tuduhan kepada Yusak sangat tidak benar," ucapnya.
Tak lama berselang, petinggi TPNPB di Intan Jaya, Gusby Wakerkwa, menyebar pernyataan kepada pers di Papua bahwa Yusak bukanlah anggota milisinya.
"Kalau ada berita bahwa mereka adalah anggota TPNPB, itu adalah pembohongan publik," tulis Gusby.
Baca juga: Situasi Belum Kondusif, Penerbangan ke Intan Jaya Masih Ditutup
Pada Rabu (24/01),Panglima Kodam Cenderawasih, Mayjen Izak Pangemanan, mengakui bahwa terdapat satu warga sipil yang tertembak dalam peristiwa baku serang antara TNI/Polri dan TPNPB.
Namun Izak membantah personelnya yang menembak warga sipil tersebut. Dia melempar tuduhan kepada TPNPB.
"Ada warga sipil yang tertembak, sudah pasti yang menembak bukan TNI," kata Izak di Jayapura. "Saya jamin TNI tidak salah tembak," ujarnya membuat klaim.
Jenazah Yusak dimakamkan oleh keluarganya pada 22 Januari di Yokatapa.
Usai pemakaman itu, salah satu anggota keluarga menyebut Yusak sebagai korban. Menurutnya, Yusak tidak akan kehilangan nyawa jika pemerintah tidak menyetujui proyek pendirian Patung Yesus Kristus yang dikerjakan TNI/Polri.
Konflik bersenjata di Intan Jaya bukan baru kali ini terjadi. Serupa dengan berbagai kejadian sebelumnya, kontak tembak bukan cuma menyasar warga sipil, tapi juga memicu gelombang pengungsian.
Setelah Yusak tewas, ratusan warga sipil dari enam kampung secara swadaya mengevakuasi diri. Mereka kini tersebar ke berbagai lokasi, antara lain Pastoran Gereja Katolik Santo Misael Bilogai, Gereja Protestan Tigamajigi, Greja Katolik Agapa, dan Gereja Katolik Stasi Baitapa.
Pastor Angelo Lusi, yang turut mengevakuasi Yusak, angkat bicara memberi nasehat kepada warga yang tinggal sementara di pastoran gereja itu. Dia berkata, warga harus belajar dari peristiwa yang menimpa Yusak.
Pastor Angelo meminta warga untuk sementara tidak keluar dari pengungsian. Alasannya, personel TNI/Polri berpotensi menembak warga sipil dengan tuduhan anggota TPNPB.
"Tidak boleh ada korban lagi," ujarnya.
Baca juga: 4 Anggota KKB di Intan Jaya Papua Tewas Ditembak TNI-Polri
Seorang warga yang mengungsi berkata, rasa takut kini menjalar ke hampir semua orang. Namun laki-laki dewasa merasakan kecemasan yang paling berat. Mereka cemas bernasib sama seperti Yusak: dituduh anggota milisi pro-kemerdekaan, ditembak, lalu mati.
"Warga sangat trauma, terlebih laki-laki," kata warga yang meminta BBC News Indonesia menyembunyikan identitasnya atas dasar keamanan.
"Laki-laki kalau keluar paling hanya di halaman, lalu masuk kembali. Yang keluar dan petik sayur di halaman hanya perempuan," ujarnya.
Kapolres Intan Jaya, AKBP Afrizal Asri, menurut seorang warga, memberi pengumuman kepada masyarakat melalui pengeras suara masjid di Sugapa, pada Kamis (25/01).
Afrizal meminta warga untuk tidak beraktivitas keluar rumah pada jam-jam tertentu. Dia juga meminta masyarakat menghindari aktivitas di "zona rawan konflik".
Sejak eskalasi kontak tembak meningkat pada 19 Januari lalu, setidaknya satu polisi dan lima orang yang diduga anggota TPNPB tewas.
Polisi yang tewas adalah seorang anggota Brimob: Bripda Alfando Steven Karamoy.
Lima terduga milisi pro-kemerdekaan bernama Oni Kobagau, Jaringan Belau, Agustia, Ones dan Melkias Maisani. BBC News Indonesia belum mendapat informasi dari masyarakat tentang tuduhan aparat kepada kelima orang ini.
Baca juga: Takut KKB, 270 Warga di 6 Kampung Intan Jaya Mengungsi
Pangdam Cenderawasih, Izak Pengemanan, menuduh TPNPB membuat isu tidak benar terkait proyek pembangunan patung Yesus Kristus di Intan Jaya: terdapat bom besar di dalam patung tersebut.
Izak berkata, proyek patung itu telah "sejak lama dibangun oleh TNI". Satuan Tugas dari Batalyon Infanteri 330/Tri Dharma yang kini bertugas di Intan Jaya ditugaskan melanjutkan proyek pembangunan patung itu, kata Izak.
"Semua ini dilakukan untuk membangun perdamaian, saya tidak mau ada kekerasan dan pertumpahan di Tanah Papua," kata Izak, Rabu (24/01) lalu kepada sejumlah wartawan di Jayapura.
"Saya sesalkan ada yang menyebar isu patung itu," tuturnya.
Patung raksasa Yesus Kristus yang disebut Izak direncanakan akan menjadi lokasi wisata di Intan Jaya. Sejak awal Januari lalu, penolakan terhadap proyek itu bermunculan, antara lain dari kalangan mahasiswa. Mereka menduga, proyek patung Yesus ini berkaitan dengan eksploitasi sumber daya emas di Blok Wabu.