"Pohon itu Dayangan, Punden Jatibedug," ucap Hartono, saat di Konfirmasi TrinunSolo.com, Sabtu (20/1/2024).
Hartono menjelaskan, bahwa pohon beringin sebelum tumbang karena angin itu juga sempat dipagar dengan pagar warna putih.
"Iya, pohonnya dipagar biasanya disebut Panca Suci, atau juga pagar empat," terangnya.
Disinggung terkait pohon berdiri sendiri saat tumbang, Hartono mengaku itu hanya karena tidak seimbang setelah di tebang oleh relawan.
"Iya kalau bisa berdiri sendiri, waktu tumbang kok tidak berdiri saat sebelum ditebang sama relawan," ujar Hartono.
Menanggapi hal ini, dosen dari Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Nizar Nasrullah menjelaskan penyebab ilmiah pohon beringin dapat berdiri lagi saat ditebang.
"Pohon beringin tua biasanya punya banyak tambahan batang selain batang induknya. Batang tambahan ini asalnya adalah akar gantung yang tumbuh dari cabang," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com (23/1/2024).
Baca juga: Ramai soal Pohon Beringin di Wonogiri Berdiri Lagi Saat Ditebang, Ini Penjelasan Ilmiahnya
Nizar mengungkapkan, akar gantung dari pohon beringin akan berubah menjadi selayaknya batang saat terkena tanah. Ini membuat pohon tersebut seolah memiliki banyak kaki.
"Jadi kalau pohon beringin yang punya banyak 'kaki' tersebut apabila rebah, kalau didirikan lagi ya bisa tegak lagi," lanjut dia.
Pohon beringin, katanya, akan berdiri lagi karena disangga oleh banyak kaki atau batang dari akar gantung tadi.
Namun, Nizar melanjutkan, pohon beringin yang sudah terpotong sampai rebah atau roboh tidak bisa ditegakkan lagi kecuali diberdirikan oleh banyak orang.
Untuk bisa merobohkan pohon beringin, orang yang menebangnya harus benar-benar memotong habis akar pohon tersebut.
Sumber: Kompas.com (Erwina Rachmi Puspapertiwi, Inten Esti Pratiwi, Muhlis Al Alawi, Robertus Belarminus)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Viral di Wonogiri, Pohon Tumbang dan Berdiri Lagi Ternyata Bukan Pohon Sembarangan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.