Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

420 Hektar Hutan di Flores Timur Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi

Kompas.com - 22/01/2024, 16:33 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Andi Hartik

Tim Redaksi

FLORES TIMUR, KOMPAS.com - Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyatakan, kerusakan hutan akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki mencapai lebih kurang 420 hektar.

"Berdasarkan hasil analisis peta menggunakan aplikasi Google Maps dan SiPongi (aplikasi untuk menyajikan informasi titik panas) dari LHK, kami dapatkan estimasi luasan (hutan terdampak) sekitar 420 hektar," ujar Kepala UPTD KPH Flores Timur, Vinsensius Florianus Keladu, Senin (22/1/2024).

Vinsensius berujar, jumlah tersebut masih bersifat sementara. Sebab, harus dilakukan pengukuran lapangan untuk mendapatkan data pasti.

Baca juga: Pengungsi Lewotobi Jalan Kaki 2 Km ke Sungai karena Kurangnya Kamar Mandi

Hanya saja, untuk sementara belum bisa dilakukan karena erupsi masih berlangsung. Terlebih lagi, status gunung itu masih berada di level awas.

"Untuk lokasi yang terdampak atau lahan yang terdampak karena abu vulkanik dan lahar panas, kami perlu lakukan identifikasi lapangan," ujar dia.

Baca juga: Terdampak Erupsi Lewotobi, 14 TPS di Wulanggitang NTT Berpotensi Tak Bisa Lakukan Pemungutan Suara Pemilu 2024

Meski begitu, lanjut dia, dari hasil koordinasi dengan BPBD setempat, kawasan hutan yang paling terdampak di wilayah Desa Nurabelen. Sebab, lahar panas dari Gunung Lewotobi Laki-laki mengarah ke wilayah itu.

"Kalau di wilayah itu didominasi tanaman pelawan putih. Untuk data pasti vegetasi yang terdampak, kita akan identifikasi dulu," pungkasnya.

Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki melaporkan pada periode pengamatan Senin (22/1/2024) pukul 00.00 Wita-06.00 Wita teramati guguran dengan jarak luncur 1.000-1.500 meter mengarah ke utara.

Selain itu, juga teramati guguran lava pijar ke arah timur laut sejauh 3.770 meter dari pusat erupsi.

PGA Lewotobi Laki-laki juga melaporkan terjadi 31 kali gempa guguran dengan amplitudo 7.4-37 mm, durasi 39-324 detik; satu kali tektonik jauh dengan amplitudo 45.1 mm, durasi 65 detik, serta tremor menerus dengan amplitudo 2.9-3.7 mm, dominan 3.7 mm.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Regional
Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Regional
Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Regional
Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Regional
Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com