JAMBI, KOMPAS.com-Rumah Yopi di Desa Simpang 3 Rawang, Kecamatan Hamparan Rawang, Kota Sungai Penuh, Jambi, masih tergenang banjir sejak awal Januari 2024.
Banjir dengan ketinggian air yang mencapai 50 sentimeter ini baru pertama kali dialaminya.
“Di rumah aku baru inilah,” kata Yopi pada Minggu (14/1/2023) melalui pesan WhatsApp.
Bencana alam ini menyebabkan beberapa alat elektronik milik Yopi rusak. Dia juga khawatir keluarganya terkena penyakit.
Baca juga: Seorang Anggota Basarnas Jambi Raib Saat Cari Korban Hilang di Kerinci
Yopi mengatakan, banjir ini telah mengganggu aktivitas warga sehari-hari.
Pemerintah diharap bisa cepat menangani banjir yang diduga terjadi akibat luapan sungai.
“Revitalisasi sungai, biar tidak meluap lagi dan biar cepat surut. Kami juga tidak banyak berharap,” katanya.
Selain banjir yang tidak kunjung surut, longsor juga terjadi di Jambi. Seperti yang dialami Joy (50) warga Sulak Deras, Kabupaten Kerinci.
Dia mengeluhkan banjir dan longsor akibat hujan yang terus menerus dan adanya penambangan pasir di bukit-bukit.
Baca juga: Jalan Tol Jambi-Sumsel Ditargetkan Selesai Tahun Ini, Bakal Potong Waktu Perjalanan Jadi 3 Jam
Banjir disebutnya membawa pasir yang kini menumpuk di jalan dan pasar.
Dia mengatakan tidak ada bantuan atau penanganan dari pemerintah atas situasi ini.
“Sudah satu minggu lebih dibiarkan saja. Ekonomi warga sudah lumpuh,” katanya melalui sambungan telepon.
Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat ada dua daerah dalam Provinsi Jambi yang kini masih digenangi banjir yaitu Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci.
Dalam Kabupaten Kerinci ada 10 kecamatan yang terendam.
Sebanyak 6.611 Kepala Keluarga atau 19.415 jiwa ikut terdampak sedangkan 2 orang dilaporkan meninggal dunia dan 2 orang lagi Luka-luka.
Untuk Kota Sungai Penuh, masih ada enam kecamatan yang masih terendam.
Baca juga: Ruas Jalan Penghubung Riau-Sumut Terendam Banjir
Sebanyak 6.848 kepala keluarga atau 21.365 jiwa terdampak, kemudian 2 orang meninggal dunia dan 2 orang lagi luka ringan.
Humas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jambi Lutfhi mengatakan, saat ini sudah berlaku status tanggap darurat untuk penangganan bencana alam tersebut.
Banjir dan longsor yang terjadi dikatakannya terjadi karena intensitas hujan tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.