Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Petani di Lampung, Anies Sebut "Contract Farming" Bisa Tangkal Mafia Pangan

Kompas.com - 14/01/2024, 15:31 WIB
Tri Purna Jaya,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan menyebut "contract farming" atau pertanian kontrak adalah solusi mumpuni untuk menangkal mafia pangan.

Hal ini dikatakan Anies saat melakukan kampanye di Lampung Timur, Minggu (14/1/2024). Anies mengatakan sistem itu bisa menguntungkan para petani.

Baca juga: Polisi Tangkap Pengancam yang Akan Tembak Anies, Mahfud : Bagus

"Contract farming ini sudah saya jalankan di Jakarta. Waktu menjadi Gubernur DKI Jakarta dahulu meski tidak mempunyai lahan pertanian," katanya, Minggu siang.

Dia memaparkan, Jakarta membutuhkan pasokan beras. Dengan contract farming, dirinya membuat kerja sama kepada kelompok petani di berbagai daerah.

Hasilnya, petani mendapatkan harga bagus dan Jakarta memiliki kepastian pasokan beras.

Anies mengatakan, dengan sistem contract farming rantai distribusi bisa diputus dan menangkal bermainnya mafia pangan.

"Selama ini harga beras terus naik tapi petani tidak mendapatkan keuntungan, siapa yang untung? Mafia (pangan). Tapi dengan contract farming, petani bisa mendapat keuntungan lebih," katanya.

Selain berdialog dengan petani, Anies juga diajak melalui jalan rusak saat berkampanye di Kecamatan Waway Karya, Kebupaten Lampung Timur.

Jalan rusak berupa berlubang dan hancur di beberapa bagian dalam perjalanan ke Lapangan Desa Karang Anom, Minggu (14/1/2024).

Saat menyampaikan sambutannya di hadapan warga, Anies sempat menyinggung mengenai jalan rusak tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

15 Kuliner Lontong Khas Nusantara yang Menggugah Selera

15 Kuliner Lontong Khas Nusantara yang Menggugah Selera

Regional
Menangkal Potensi Zoonosis Tuberkulosis pada Orang Rimba

Menangkal Potensi Zoonosis Tuberkulosis pada Orang Rimba

Regional
Komunitas Pemalang Bergerak Sulap Sampah Jadi 'Paving Block'

Komunitas Pemalang Bergerak Sulap Sampah Jadi "Paving Block"

Regional
Seorang Pria Ditemukan Tewas di Pondok Kebun Sawit Bangka Barat, Ada Luka Lebam

Seorang Pria Ditemukan Tewas di Pondok Kebun Sawit Bangka Barat, Ada Luka Lebam

Regional
Pembunuh Terapis di Grobogan Ternyata Sempat Nyabu Sebelum Beraksi

Pembunuh Terapis di Grobogan Ternyata Sempat Nyabu Sebelum Beraksi

Regional
SPBU di Karanganyar Terbakar, Awalnya Muncul Percikan Api dari Mobil

SPBU di Karanganyar Terbakar, Awalnya Muncul Percikan Api dari Mobil

Regional
Pengurus Yayasan Rehabilitasi Narkoba di Sambas Ditangkap Jualan Sabu

Pengurus Yayasan Rehabilitasi Narkoba di Sambas Ditangkap Jualan Sabu

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 30 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 30 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Regional
Pengakuan Tahanan di Mataram yang Kabur Usai Sidang, Tak Diborgol dan Rindu Anak

Pengakuan Tahanan di Mataram yang Kabur Usai Sidang, Tak Diborgol dan Rindu Anak

Regional
Nekat Bunuh Terapis Pijat Demi Utang Judi, 2 Pria Grobogan Terancam Hukuman Mati

Nekat Bunuh Terapis Pijat Demi Utang Judi, 2 Pria Grobogan Terancam Hukuman Mati

Regional
Ratusan TKI di Malaysia Datang ke Sebatik untuk Coklit, demi Hak Pilih di Pilkada 2024

Ratusan TKI di Malaysia Datang ke Sebatik untuk Coklit, demi Hak Pilih di Pilkada 2024

Regional
Jasad Penagih Utang Dicor, Karyawati Ini Berjaga Saat Bos Distro Bunuh Korban

Jasad Penagih Utang Dicor, Karyawati Ini Berjaga Saat Bos Distro Bunuh Korban

Regional
Kasus Tewasnya Bocah SMP di Padang Ditutup, Penyebab Kematian Bukan Dianiaya tapi Patah Tulang

Kasus Tewasnya Bocah SMP di Padang Ditutup, Penyebab Kematian Bukan Dianiaya tapi Patah Tulang

Regional
Kapal Mati Mesin, 12 Dewasa dan Seorang Anak Terombang-ambing di Laut Bangka

Kapal Mati Mesin, 12 Dewasa dan Seorang Anak Terombang-ambing di Laut Bangka

Regional
Tren Pernikahan Anak Turun, Kemenag dan PPA Diminta Perhatikan Angka Perceraian yang Naik

Tren Pernikahan Anak Turun, Kemenag dan PPA Diminta Perhatikan Angka Perceraian yang Naik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com