Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Keluarga di Lebak Alami Kelumpuhan, Hidup dari Bantuan Tetangga

Kompas.com - 12/01/2024, 06:00 WIB
Acep Nazmudin,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

LEBAK, KOMPAS.com - Satu keluarga di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengalami kelumpuhan. Untuk menyambung hidup, mereka mengandalkan bantuan dari tetangga.

Keluarga ini tinggal di rumah panggung dengan bilik dari bambu di Kampung Curug Cihuni, Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur.

Salah satu anggota keluarga yang mengalami kelumpuhan adalah Maman Abdurahman (37). Dia tidak bisa jalan sejak dua tahun terakhir.

“Tiba-tiba saja lemas, tidak ada kekuatan (berdiri),” kata Maman ditemui di rumahnya, Kamis (11/1/2024) kemarin.

Sebelum Maman, gejala serupa juga dialami oleh anggota keluarganya yang lain. Paling awal adalah Misto yang sudah 20 tahun mengalami kelumpuhan kaki.

Total ada enam anggota keluarga Maman yang saat ini tidak bisa berjalan karena mengalami kelumpuhan kaki.

Satu keluarga di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengalami kelumpuhan kaki. Mereka hidup dari belas kasihan tetangga.KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Satu keluarga di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengalami kelumpuhan kaki. Mereka hidup dari belas kasihan tetangga.

“Ada yang sudah lima tahun, delapan tahun, ada yang 20 tahun juga,” kata Maman.

Karena kelumpuhan tersebut, mereka tidak bisa beraktivitas layaknya orang normal lain.

Bahkan untuk berpindah tempat, mereka harus berpegangan ke bambu yang dibuat untuk berjalan tertatih.

Sementara, pekerjaan sehari-hari dilakukan oleh istri Misto yang tidak mengalami kelumpuhan.

Lalu, untuk kebutuhan hidup mereka mengandalkan bantuan dari para tetangga.

Menurut Maman, memang pernah dapat bantuan dari Pemerintah, namun hanya dua orang anggota keluarga yang mendapatkannya.

“Untuk sekarang sedapatnya saja, kadang ada tetangga kasih,” kata dia.

Terkait penyakit yang dialaminya, Maman mengaku pernah berobat ke puskesmas, namun tidak kunjung sembuh.

Dia juga merasa tidak mendapatkan jawaban memuaskan soal apa penyebab kakinya tidak bisa berjalan.

Saat ini, Maman dan anggota keluarga yang lain, hanya bisa pasrah dengan kondisinya. Meski demikian, dia tetap berharap bisa sembuh dan hidup normal seperti sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

Regional
Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Seorang Calon Jemaah Haji Mataram Batal Berangkat karena Hamil 2 Bulan

Regional
Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com