KILAS DAERAH

Kilas Daerah Semarang

Selamatkan Ratusan Anjing Penjagalan, Pemkot Semarang Diapresiasi Komunitas Pecinta Hewan

Kompas.com - 09/01/2024, 21:03 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menerima apresiasi dari komunitas pecinta hewan, Animals Hope Shelter (AHS) Indonesia, atas langkah sigapnya dalam mengamankan anjing yang akan dijagal.

Seperti diketahui, Pemkot Semarang melalui Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang telah menerjunkan dokter hewan untuk melakukan pemeriksaan terhadap ratusan anjing yang diamankan.

Selain diberi makan, anjing-anjing tersebut juga mendapatkan multivitamin guna meningkatkan kondisi kesehatan mereka.

Baca juga: Rekrutmen CPNS 2024 Fokus pada Guru dan Tenaga Kesehatan, Berikut Rinciannya

Ketua LSM AHS Indonesia Christian Josua Pale menyampaikan terima kasihnya terhadap Pemkot Semarang yang telah mengevakuasi 266 anjing.

“Hal itu benar-benar membantu kami. Sampai hari ini pun (Pemkot Semarang) banyak mendatangkan dokter hewan untuk tetap mengontrol kesehatan anjing-anjing di sini,” ujarnya saat ditemui di Shelter Penampungan Sementara di Jalan Kompol Maksum, Semarang, Selasa (9/1/2024).

Christian berharap, bantuan tersebut terus dilakukan untuk menjaga kesehatan anjing-anjing yang sudah diselamatkan dari para jagal.

Selain itu, ia juga mendesak kepolisian untuk menyelidiki sindikat jagal anjing dan mengusut perdagangan daging anjing ilegal.

Baca juga: Korea Selatan Sahkan UU yang Larang Perdagangan Daging Anjing, Ada Sanksi Berat jika Langgar

“Fokus tujuan saya membongkar sindikat perdagangan daging anjing. Ini adalah momen kami sampai ke luar negeri, saya ingin Indonesia ini tertib tentang aturan dan larangan konsumsi daging anjing. Kita harus ada undang-undang (UU) pidana yang bisa memberikan efek jera bagi para pelaku,” imbuh Christian.

Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mendorong pemeriksaan kesehatan rutin bagi anjing-anjing tersebut.

Mbak Ita, sapaan akrabnya juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mengkonsumsi daging anjing karena berpotensi membahayakan kesehatan.

“Penyakit ini, cacing jantung, bisa berakibat sakit dan kematian dan harus dihindari. Selain itu, penyakit yang ditularkan (akibat mengkonsumsi daging anjing) juga bisa rabies. Jawa Tengah (Jateng) sudah bebas rabies, kalau terjadi sangat disayangkan,” jelasnya.

Baca juga: Temuan Ratusan Anjing di Semarang dan Ancaman Paparan Rabies...

Shelter penampungan anjing cukup baik

Sementara itu, Sub Koordinator Kesehatan Hewan (Keswan) dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dispertan Kota Semarang Irene Natalia Siahaan menjelaskan bahwa shelter penampungan anjing sementara tersebut sudah cukup baik, tetapi perlu perawatan dan kebersihan yang teratur untuk mencegah penyebaran virus.

Ia mengungkapkan bahwa pihaknya juga bekerja sama dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) untuk menyediakan dokter dan paramedis yang terus memonitor dan merawat kesehatan anjing-anjing tersebut.

“Dari pagi sampai siang kami melakukan pengecekan kesehatan pemberian injeksi vitamin, obat kutu dan pengobatan karena ada yang terluka. Jadi sejak penampungan pertama kami juga sudah membantu melepas, ada jerat tali di mulut dan leher terutama mereka banyak malnutrisi,” ucap Irene.

Baca juga: Malnutrisi, Riwayat Panjangnya Tercatat di Indonesia

Selain itu, ia menyatakan bahwa beberapa anjing yang diamankan teridentifikasi terkena penyakit cacing jantung.

Oleh karena itu, Irene mengimbau masyarakat agar tidak mengonsumsi daging anjing karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius.

"Untuk (anjing) yang terkena cacing jantung, hasil rapid di salah satu klinik Kota Semarang menunjukkan kondisi tersebut, tetapi anjingnya sudah meninggal. Sementara itu, kami dari dinas mengirimkan 11 ekor anjing yang mati, dan kami sudah mengirimkan sampel untuk diperiksa terkait rabies," tutur Irene.


Terkini Lainnya

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Regional
Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Regional
Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Regional
Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Regional
Banjir Rob Menyulap Hamparan Sawah di Pesisir Demak Menjadi Lautan

Banjir Rob Menyulap Hamparan Sawah di Pesisir Demak Menjadi Lautan

Regional
Daftar ke Partai Nasdem, Sinyal Denny Indrayana Kembali Bertarung di Pilkada Kalsel

Daftar ke Partai Nasdem, Sinyal Denny Indrayana Kembali Bertarung di Pilkada Kalsel

Regional
Jadi yang Terparah, Banjir Rob di Pesisir Jateng Diprediksi Terjadi hingga Akhir Mei

Jadi yang Terparah, Banjir Rob di Pesisir Jateng Diprediksi Terjadi hingga Akhir Mei

Regional
Dugaan TPPO di NTB, Jebolan Ajang Pencari Bakat Nasional Jadi Tersangka

Dugaan TPPO di NTB, Jebolan Ajang Pencari Bakat Nasional Jadi Tersangka

Regional
Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Regional
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com