Masih terkait kolaborasi antar kementerian/lembaga, Arief berharap BUMN di bidang pangan dapat menjadi motor penggerak nasional.
“Pak Erick sampaikan tidak boleh menjadi menara gading, tetapi harus berkolaborasi dengan private. BUMN di bidang pangan menjadi motor penggerak nasional. Perbedaan BUMN dengan private itu ada ’N’ di belakang, ada negaranya, sehingga bisa bersama-sama kementerian/lembaga untuk mengerjakan banyak hal,” katanya.
Salah satu mitra yang mendistribusikan adalah PT Pos Indonesia (Persero). BUMN tersebut mendistribusikan BP-CBP di 20 provinsi dengan alokasi 13.415.219 PBP.
“Alhamdulillah, kita sudah memulai penyaluran bantuan beras bulan Januari," ujar Direktur Bisnis dan Kurir Logistik Pos Indonesia, Tonggo Marbun.
Dalam penyaluran BP-CBP ini Pos Indonesia menyiapkan seluruh sumber daya termasuk memanfaatkan teknologi digital melalui aplikasi Pos Giro Cash (PGC).
“Koordinasi kami dengan Bulog cadangan beras yang satuan 10 kg sudah siap disalurkan. Kami sudah menyiapkan penyaluran untuk komunitas seperti ini di beberapa titik tertentu," beber dia.
Ada pula yang disalurkan di kantor pos dan diantarkan ke rumah penerima.
"Kami memiliki sistem aplikasi yang langsung meregister, dilengkapi fitur face recognition, kemudian terhubung dengan Dukcapil sehingga memastikan bantuan tepat sasaran by name by address,” ujar Tonggo.
Ditambahkan Tonggo, dalam mendistribusikan bantuan beras ini, pihaknya menerapkan teknologi digital berupa aplikasi Pos Giro Cash (PGC).
Dengan menggunakan PGC, penerima yang telah mendapatkan bantuan dapat diketahui dari foto diri bersama dengan identitas yang dibawa yaitu KTP/KK (fitur face recognition).
PGC juga menyertakan geotagging, yaitu menyertakan lokasi penerima mendapatkan bantuan, sehingga dapat dilacak melalui peta.
Setelah seluruh proses terlaksana dengan baik, proses selanjutnya berupa pendokumentasian seluruh arsip ataupun dokumen akan dilakukan menggunakan aplikasi e-Filing.
Ini adalah aplikasi yang digunakan untuk memeriksa keabsahan dokumen, penyimpanan dokumen hingga dapat diketahui progressnya menggunakan dashboard realtime.
E-Filling bermanfaat untuk mendukung akuntabilitas penyaluran oleh Pos Indonesia, termasuk bukti (evidence) dokumen penyerahan secara digital.
Ketiga aplikasi yang digunakan tersebut dapat diakses oleh seluruh stakeholder dan progress-nya dapat dilihat melalui dashboard di ketiga aplikasi tersebut.
“Semua penyaluran bantuan dilakukan dengan aplikasi PGC dan dashboard, bisa diakses oleh seluruh stakeholder terkait. Dengan menggunakan sistem PGC, kita memastikan penyaluran CBP tepat sasaran kepada penerima,” kata Tonggo.
Kemudian, dalam pengangkutan beras dari gudang Bulog menuju ke lokasi penyerahan bantuan menggunakan aplikasi CBP di mana seluruh proses pemindahan dan pengangkutan beras dapat dilacak dan diketahui jumlahnya secara real time.
Semua strategi penyaluran tersebut disiapkan termasuk untuk menuntaskan pendistribusian hingga ke daerah 3T (terluar, terdepan, tertinggal).
“Kami siap. Belajar dari penyaluran bantuan sebelumnya, kita sudah antisipasi beberapa kendala seperti jadwal kapal reguler, faktor cuaca, ketersediaan tim kita sudah disiapkan dan membuat perencanaan penyaluran lebih awal sehingga kalau ada masalah bisa segera diselesaikan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.