Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Keunikan Tradisi Kampung Jalawastu di Brebes

Kompas.com - 27/12/2023, 22:21 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Kampung Jalawastu merupakan sebuah kampung adat yang berada di Desa Ciseureuh, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah.

Lokasi Kampung Jalawastu terletak di lereng bukit kaki Gunung Kumbang dan Gunung Sagara, Brebes Tengah.

Baca juga: Kisah Padukuhan Kregolan dan Anggapan Pagar yang Jadi Pemisah Hubungan Antarwarga

Kampung ini dikenal karena masyarakatnya memiliki tradisi unik dan kearifan lokal yang berbeda dari wilayah di sekitarnya.

Sebutan “Baduy-nya Jawa Tengah” juga disematkan pada Kampung Jalawastu dilihat dari lokasinya yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat.

Baca juga: Kisah Majalaya, Kota Dollar yang Pernah Berjaya di Industri Tekstil

Keunikan tradisi dan kearifan lokal ini yang membuat Kampung Jalawastu ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) kategori ritus adat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional RI pada Oktober 2019.

Baca juga: Tanjakan Cinomati, Jalur Ekstrem di Bantul yang Mau Dihapus dari Google Maps

Keunikan Kampung Jalawastu

Berikut adalah keunikan Kampung Jalawastu yang masih dilestarikan hingga saat ini, seperti dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber.

1. Warganya menggunakan bahasa Sunda

Keunikan sangat nampak di Kampung Jalawastu adalah penggunaan menggunakan Bahasa Sunda dalam berkomunikasi sehari-hari.

Penggunaan logat dan kata-kata yang digunakan warga Kampung Jalawastu mirip dengan masyarakat suku Baduy di Banten.

Walau begitu sudah banyak kata-kata serapan dari bahasa Jawa Brebesan yang digunakan dalam kesehariannya.

Hal ini cukup unik karena kebanyakan masyarakat di kampung ini berasal dari etnis Jawa.

2. Memeluk kepercayaan Sunda Wiwitan

Warga Kampung Jalawastu yang secara adat budayanya mirip dengan masyarakat suku Baduy juga memeluk kepercayaan Sunda Wiwitan.

Meskipun ajaran agama Islam sudah masuk ke kampung Jalawastu, namun adat budaya dari kepercayaan Sunda Wiwitan masih dilakukan.

Hal ini membuktikan bahwa keyakinan ajaran Sunda Wiwitan masih memiliki pengaruh kuat dan terus dilestarikan.

3. Upacara Adat Ngasa

Upacara Adat Ngasa diselenggarakan oleh warga Kampung Jalawastu setiap tahun, yaitu setiap Selasa Kliwon pada Mangsa Kasanga.

Upacara ini digelar sejak masa pemerintahan Bupati Brebes IX Raden Arya Candra Negara.

Upacara Adat Ngasa merupakan perwujudan rasa syukur kepada Batara Windu Buana yang dianggap sebagai pencipta alam.

Batara Windu Buana memiliki ajudan bernama Burian Panutus yang konon tidak makan nasi dan lauk pauk yang bernyawa.

Sehingga sajian pada Upacara Adat Ngasa juga berupa nasi jagung yang dicampur umbi-umbian atau dedaunan yang direbus.

4. Tradisi Perang Centong

Perang Centong adalah sebuah tradisi yang menjadi bukti akulturasi yang ada di Kampung Jalawastu.

Sesuai namanya, Perang Centong adalah tradisi perang dengan senjata berupa sendok nasi dari bahan kayu.

Perang ini menggambarkan adu kesaktian antara dua orang jawara dari Jalawastu, yaitu Gandasari sebagai simbol keyakinan lama dan Gandawangi sebagai simbol keyakinan baru.

Pada tradisi Perang Centong, diceritakan Gandawangi memenangkan perang sehingga akhirnya keyakinan baru dapat diterima.Walau begitu, Gandawangi tetap menjunjung keyakinan lama.

5. Pantangan saat membangun rumah

Di Kampung Jalawastu terdapat pantangan (pamalian) atau larangan membangun rumah dengan menggunakan semen, keramik, dan genteng atau tanah liat yang dibakar.

Menurut pemangku adat Kampung Jalawastu, Dastam pamali ini merupakan adat kebiasaan yang sudah turun menurun dimana masyarakat percaya akan tertimpa musibah bila menggunakan material bangunan tersebut.

Unsur bahan membangun rumah yang diperbolehkan adalah kayu, besi, plastik dan batu.

Hal ini menjadi alasan warga kampung masih mempertahankan bangunan rumah tradisional berlantai tanah atau kayu, berdinding papan kayu, dan beratapkan seng.

Sementara untuk kelengkapan rumah seperti kloset, maka bahan yang digunakan adalah plastik.

5. Pantangan dalam kehidupan sehari-hari

Di Kampung Jalawastu juga terdapat pantangan lainnya seperti menghelat pementasan wayang, memelihara angsa, domba, dan kerbau, serta menanam bawang merah.

Menurut Dastam, pementaskan wayang, tidak diperbolehkan lantaran berkaitan dengan memainkan peran manusia.

Sedangkan larangan memelihara hewan tertentu serta menanam bawang merah memiliki alasan karena dianggap mengotori lingkungan.

Sumber:
jatengprov.go.id  
disperakim.jatengprov.go.id  
jateng.kemenag.go.id  
dinbudpar.brebeskab.go.id  
rri.co.id  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Transparansi Berita Pencalonan Mbak Ita, Pemkot Semarang Lakukan Evaluasi hingga Investigasi

Transparansi Berita Pencalonan Mbak Ita, Pemkot Semarang Lakukan Evaluasi hingga Investigasi

Regional
Bupati Blora: Pembangunan Ruas Jalan Jepon-Bogorejo Senilai Rp 6,48 Miliar

Bupati Blora: Pembangunan Ruas Jalan Jepon-Bogorejo Senilai Rp 6,48 Miliar

Regional
Kecanduan Judi Slot, 2 Pemuda di Musi Rawas Gasak Kursi Taman

Kecanduan Judi Slot, 2 Pemuda di Musi Rawas Gasak Kursi Taman

Regional
Pj Gubernur Nana: Pemprov Jateng Berkomitmen Jadikan Rawa Pening Bermanfaat bagi Masyarakat

Pj Gubernur Nana: Pemprov Jateng Berkomitmen Jadikan Rawa Pening Bermanfaat bagi Masyarakat

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Regional
Kembalikan Formulir di PDI-P, 3 Pendaftar Penjaringan Pilkada Kabupaten Semarang Bertemu

Kembalikan Formulir di PDI-P, 3 Pendaftar Penjaringan Pilkada Kabupaten Semarang Bertemu

Regional
Sempat Tak Sadarkan Diri, Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur Sadar Usai Operasi Otak

Sempat Tak Sadarkan Diri, Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur Sadar Usai Operasi Otak

Regional
BMKG Prediksi Sumbar Hujan Lebat, Masyarakat Diimbau Perhatikan Peringatan Dini

BMKG Prediksi Sumbar Hujan Lebat, Masyarakat Diimbau Perhatikan Peringatan Dini

Regional
Kepiluan Korban Banjir Lahar Dingin, Sawah dan Ladang Berubah Jadi Tumpukan Batu

Kepiluan Korban Banjir Lahar Dingin, Sawah dan Ladang Berubah Jadi Tumpukan Batu

Regional
Mayat Pria yang Ditemukan di Semarang Ternyata Sempat Dikeroyok hingga Tenggelam di Sungai

Mayat Pria yang Ditemukan di Semarang Ternyata Sempat Dikeroyok hingga Tenggelam di Sungai

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Tolak Dipimpin Kades Mantan Napi TPPO, Warga di Lombok Timur Segel Kantor Desa

Tolak Dipimpin Kades Mantan Napi TPPO, Warga di Lombok Timur Segel Kantor Desa

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com