UNGARAN, KOMPAS.com - Sejak dua tahun lalu, Yasminto beserta kelompoknya mulai mengaplikasikan penggunaan Biosaka. Cairan dari berbagai daun dan rumput tersebut dinilai mampu memudahkan kerja para petani.
Yasminto yang merupakan ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang mengatakan, pembuatan Biosaka juga terhitung mudah.
"Soal biaya, bahkan bisa disebut gratis. Ini karena semua bahan ada di sekitar kita, tinggal ambil," ujarnya, di Desa Boto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang saat panen raya padi bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Senin (26/2/2023).
Baca juga: Mentan Syahrul Soal Impor Beras: Ini Soal Ketersediaan, Cukup atau Tidak
Pembuatan Biosaka, ujarnya, bisa dilakukan siapa saja. Pertama, kumpulan minimal lima daun dan rumput.
"Kalau saya pakai daun resede, rumput, ilalang, daun pepaya, dan daun lainnya. Itu dikumpulkan jadi satu," ujarnya.
Selanjutnya kumpulan daun dan rumput tersebut diperas dalam wadah berisi air.
"Diperas dalam satu gerakan, tidak boleh ganti tangan atau orang. Untuk wadahnya juga jangan ganti agar hasilnya maksimal. Diperas minimal 20 menit," kata Yasminto.
"Setelah air berubah warna, lalu dipindah ke tempat lain dan biarkan dulu. Setelahnya cairan Biosaka bisa digunakan untuk tanaman padi dan jagung," ungkapnya.
Penggunaan Biosaka juga tak bisa sembarangan. Dalam satu cairan Biosaka, harus disemprotkan ke bagian atas padi.
"Itu harus kabut dan yang disemprot bagian atas saja, bukan disiramkan ke tanah. Itu khasiatnya sangat bagus," ujar Yasminto.
Manfaat yang diperoleh petani yakni menghemat pengeluaran, pengaplikasian mudah, mengurangi hama, mengurangi penggunaan pupuk, hasil panen padi berkualitas bagus.
"Misal kalau biasanya butuh pupuk dua kuintal, setelah disemprot kabut Biosaka, hanya butuh satu kuintal," paparnya.
Baca juga: Membangun Kabupaten Batanghari lewat Pertanian
Sementara Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Biosaka adalah produk kearifan lokal.
"Ini harus digunakan sesuai daerahnya, kalau rumput ambil di Bancak, ya harus disemprot di Bancak," paparnya.
Dia mendukung penggunaan Biosaka karena mengurangi penggunaan pupuk kimia.
"Ini bisa mendukung produktivitas hasil pertanian sehingga hasilnya bagus. Asal penggunaannya benar, semprot di daun, jangan tanah," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.