Bahkan, bersama Bupati Jembrana dan jajarannya, Teten mencicipi cokelat hasil dari produksi RPB Komoditas Kakao.
Pada kesempatan itu, Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan, kakao memiliki potensi dan prospek besar di Jembrana.
Maka dari itu, RPB yang didukung Kementerian Koperasi (Kemenkop) UKM dibangun setelah mapping potensi dan kendala.
“Ini salah satu wujud hilirisasi kakao Jembrana. Biar petani yang di hulu semangat, serta buyer semangat,” ujarnya.
Tamba mengatakan, meskipun RPB tersebut dibangun pemerintah, pengelolanya harus profesional dan berkelanjutan.
Bahkan sudah melirik pihak profesional yang akan mengelola RPB lebih profesional sehingga berkelanjutan dan semakin baik.
Mengenai produksi, Tamba menegaskan RPB berkomitmen menghasilkan cokelat yang bagus.
“Sebab, kualitas kakao Jembrana sudah berkualitas, juara dunia dari sisi aroma sehingga nantinya bisa memenuhi keliatan cokelat yang bagus,” katanya.
Tamba mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan produksi untuk memenuhi pembeli yang sudah menunggu produk cokelat RPB.
Dia menyebutkan, branding cokelat dari RPB diberi nama Coklat Bahagian Jembrana (Cobana) dan Cokelat Pak Ngah.
Baca juga: Bupati Tamba Ajak Masyarakat Dukung Percepatan Penurunan Stunting di Jembrana
Tamba berharap, cokelat produk RPB Komoditas Kakao Jembrana diterima pasar.
Dia menambahkan, harga cokelat hasil RPB masih belum ditentukan. Harga harus menghitung dari biaya produksi dan komponen lain.
“Meskipun kami dapat gedung gratis, mesin gratis, tetapi harus dihitung dengan beban produksi. Tentunya harga agar bisa bersaing di pasar,” tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.