BLORA, KOMPAS.com - Bupati Blora Arief Rohman angkat bicara terkait oknum perangkat desa di wilayahnya yang terlihat membagi-bagikan kaus anggota DPR RI kepada ibu-ibu.
Aksi perangkat desa membagi-bagikan kaus tersebut terekam dalam sebuah video yang kemudian ramai menjadi perbincangan publik.
Terkait dengan adanya oknum perangkat desa yang melakukan aksi tersebut, Arief Rohman kemudian memerintahkan pihak kecamatan dan dinas pemberdayaan masyarakat dan desa (PMD) agar segera melakukan pemeriksaan.
"Ya saya tugaskan camat dan PMD untuk meneliti nanti akan dilaporkan lebih lanjut," ucap Arief saat ditemui wartawan di Pendopo Rumah Dinasnya, Selasa (19/12/2023) malam.
Baca juga: Beredar Video Perangkat Desa di Blora Bagi-bagi Kaus Anggota DPR, Kades Beri Klarifikasi
Dia juga terus mewanti-wanti kepada para kepala desa, hingga perangkat desa untuk menjaga netralitas selama tahapan pelaksanaan kampanye Pemilu 2024.
"Saya mohon ini karena suasana kampanye ya, ASN maupun perangkat desa agar bisa menempatkan diri bahwa kalau punya pilihan boleh, tapi tolong dijaga netralitasnya," terang dia.
Sebelumnya diberitakan, beredar video berdurasi 14 detik yang memperlihatkan seorang perangkat desa di Blora, Jawa Tengah, membagi-bagikan kaus anggota DPR RI, ramai menjadi perbincangan publik.
Dalam video tersebut, perangkat desa yang mengenakan topi itu terlihat jelas membagikan kaus kepada ibu-ibu yang hadir dalam suatu kegiatan.
Kepala Desa Japah, Yuswanto, mengatakan, peristiwa itu terjadi Selasa, 19 Desember 2023 dan tidak merupakan acara kampanye.
"Jadi itu bukan kampanye, jadi ceritanya itu saya meresmikan kantor UMKM yang dibantu oleh DPR RI, Bu Evita dari PDI-P," ucap Yuswanto saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/12/2023).
Baca juga: Lolosnya Gibran dari Sanksi Pidana Pemilu Usai Bagi-bagi Susu Saat Car Free Day di Jakarta
Sementara terkait dengan perangkat desanya yang ikut membagi-bagikan kaus anggota DPR RI itu, Yuswanto mengakui bahwa benar perangkat desanya melakukan hal tersebut.
"Terus ada pembagian kaus juga saya enggak nyangka, di luar dugaan saya kalau ada pembagian kaus. Ndelalah itu perangkat saya kok ikut bagi, tapi tidak ada kampanye sama sekali," kata dia.
"Terus akhirnya kaus itu dipakai ibu-ibu, tapi ada teguran dari panwas kecamatan, kemudian disuruh nyopot. Sampai selesai acara pun kaus itu tidak dipakai lagi," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.