Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencicipi Kue Pukis Petudungan, Legendaris sejak Tahun 1983 di Kota Semarang

Kompas.com - 19/12/2023, 09:07 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kota Semarang memiliki beragam kuliner khas legendaris yang tak boleh dilewatkan. Salah satunya, kue pukis petudungan yang terletak di Jalan MT Haryono nomor 123 Tanjung Mas, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Seperti jajanan ringan pada umumnya, kue pukis ini dijual menggunakan tenda gerobak sederhana di tepi jalan raya. Harum semerbak wangi adonan berlalu lalang di ruang terbuka sepanjang jalan MT Haryono.

Hal tersebut menandakan bahwa kue pukis dalam berbagai varian rasa, seperti coklat, strawberry, nanas, keju, sukade, coklat pisang, hingga moccacino itu siap untuk dihidangkan.

Baca juga: Ada 35 Pasien Covid-19 di Jateng, Tertinggi Semarang

Disamping itu, puluhan orang mulai antre berdatangan di sekeliling tenda.

Pemilik kue pukis petudungan, Mardjuki mengatakan, dirinya sudah berjualan sejak usia 20-an tahun, tepatnya pada 1983 silam.

Awalnya, Mardjuki merupakan seorang karyawan swasta. Seiring berjalannya waktu, dirinya ingin mendirikan usaha kuliner yang akhirnya bertahan hingga sekarang.

"Dulu saya karyawan toko fashion, terus ingin buka usaha, jadilah ini. Awalnya belajarnya sama teman," ucap Mardjuki saat ditemui Kompas.com, Senin (18/12/2023).

Baca juga: Warga Semarang Digegerkan dengan Temuan Pria Terkapar di Selokan

Lebih jelas, Mardjuki mengatakan, banyak kisah pahit manis yang dia alami sebelum menjadi seperti saat ini.

Mulai dari sepi pembeli, hingga kebanjiran dan tidak bisa berjualan. Namun, dengan tekad dan semangat yang gigih, Mardjuki terus berusaha untuk menyajikan makanan ringan yang berkualitas.

"Dulu awalnya masih susah, belum seramai sekarang. Pernah juga pas sudah sampai sini ternyata banjir, akhirnya enggak jadi jualan," ungkap dia.

Dalam satu hari, imbuh Mardjuki, dapat menghabiskan sekitar 6 kilogram bahan adonan atau sekitar 550 porsi kue pukis.

Tak heran, dalam waktu sekitar 3 jam berjualan, kue pukis petudungan itu sudah habis diborong warga.

"Bukanya jam 16.30 WIB, biasanya jam 19.00 atau 19.30 WIB sudah habis. Kalau waktu masak kue pukis ini sekitar 7 menit, jadi pelanggan harus nunggu," tutur Mardjuki.

Dalam satu kali masak, Mardjuki bisa memasak 40 buah kue pukis dalam dua cetakan. Satu buah kue pukis dijual dengan harga terjangkau, yaitu Rp 4.000.

Salah satu pelanggan, Haris, mengatakan, kue pukis petudungan memiliki rasa yang khas dan rasa manis yang pas. Tidak hanya itu, tekstur kue pukis petudungan juga empuk di mulut.

"Enak, tidak terlalu manis banget yang mengecap di mulut. Apalagi kalau dimakan pas masih hangat, lembut di mulut. Pas sudah dingin juga masih tetep lembut," ucap Haris.

Di samping itu, Haris menyebut, harga yang ditawarkan juga terjangkau. Sehingga, dirinya bisa memborong kue pukis petudungan dengan berbagai rasa.

"Harganya Rp 4.000, kalau makan satu buah pun kenyang sudah cukup," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Regional
Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Regional
Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Regional
Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Regional
Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Regional
Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Regional
Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Regional
Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Regional
Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Regional
Bupati HST Lepas 125 Atlet Popda Tingkat Provinsi Kalsel 2024

Bupati HST Lepas 125 Atlet Popda Tingkat Provinsi Kalsel 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Update Banjir Bandang di Agam, 6 Meninggal, 11 Orang Belum Ditemukan

Update Banjir Bandang di Agam, 6 Meninggal, 11 Orang Belum Ditemukan

Regional
Banjir Padang Panjang, 2 Warga Hilang, Belasan Rumah Terendam

Banjir Padang Panjang, 2 Warga Hilang, Belasan Rumah Terendam

Regional
Korban Tewas akibat Banjir Lahar Gunung Marapi Bertambah Jadi 14 Orang

Korban Tewas akibat Banjir Lahar Gunung Marapi Bertambah Jadi 14 Orang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com