KOMPAS.com - Bupati Wonogiri Joko Sutopo meraih dua penghargaan dalam ajang Innovation Government Award (IGA) 2023 dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI.
Dua penghargaan tersebut diraih berkat dua inovasi nondigital dan digital dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri yang diikutsertakan dalam ajang IGA 2023 ini.
Kedua inovasi itu, yakni Rumah Layak Huni Aman Nyaman Indah dan Sehat Datang, Kawasan Kumuh Miskin Hilang (Rumanis Datang Si Kumis Hilang) dan Sistem Seleksi Mahasiswa/Pemuda Berprestasi (Si Mapres).
Bupati yang akrab disapa Jekek itu menyampaikan, rumah tidak layak huni (RTLH) di Kabupaten Wonogiri menjadi salah satu prioritas karena jumlahnya sangat besar sekaligus merupakan simbol tingginya angka kemiskinan.
Di sisi lain, kata dia, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Wonogiri sangat terbatas untuk menangani RTLH.
Baca juga: Pantai Klotok Wonogiri yang Indah usai Direvitalisasi, Dulu Dermaga Terbengkalai
Oleh karena itu, Pemkab bersinergi dengan berbagai stakeholder, seperti pemerintah desa, provinsi, pusat, dan tanggung jawab sosial masyarakat (CSR), agar program peningkatan kualitas RTLH ini bisa rampung 100 persen.
“Pada 2019, RTLH di Kabupaten Wonogiri berjumlah 25.002 unit. Kami melakukan berbagai intervensi program dengan target tuntas nol RTLH pada 2024,” jelasnya dalam siaran pers, Senin (18/12/2023).
Dari 25.002 unit RTLH yang terdata pada 2019, Pemkab Wonogiri telah berhasil memberi bantuan pembangunan dan renovasi RTLH sebanyak 19.399 unit sampai dengan 2022.
Pada akhir 2022, tinggal 5.603 unit RTLH yang belum menerima bantuan.
Pada 2023, Pemkab Wonogiri berkolaborasi dengan seluruh stakeholder mengintervensi penyaluran bantuan bagi 2.015 unit RTLH.
Baca juga: 6 Tips Berkunjung ke Pantai Klotok Wonogiri, Datang Pagi
“Data kami tahun ini, tersisa 3.588 unit RTLH yang akan kami intervensi pada 2024. Tahun depan kami targetkan tuntas penanganan menjadi nol RTLH di Kabupaten Wonogiri,” tegasnya.
Lebih lanjut, Jekek menjelaskan inovasi Si Mapres. Dia menjelaskan, program ini merupakan kerangka besar dalam menaikkan angka indeks pembangunan manusia (IPM) di kabupaten Wonogiri yang diinisiasi pada 2016.
“Ada banyak problem, kendala, dan dinamika karena mengenalkan sebuah program baru pada sebuah kondisi yang belum tersosialisasi dengan baik,” katanya.
Untuk itu, pihaknya melakukan upaya perbaikan sistem yang pada akhirnya berkolaborasi dengan para penerima program.
“Perbaikan itu diawali dengan digitalisasi sistem penerimaan mahasiswa berprestasi mulai pada 2021, “terangnya.
Baca juga: Bupati Jekek: Pembangunan Demokrasi di Wonogiri Berjalan Kondusif