KOMPAS.com - Erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat terjadi sejak Minggu (3/12/2023) sekitar pukul 15.00 WIB.
Letusan terjadi dirasakan warga disertai dengan gempa vulkanik.
Warga awalnya panik berhamburan keluar rumah menghindari kemungkinan bangunan runtuh. Namun setelah hujan abu terjadi, warga pun kembali berlindung di dalam rumah.
Tidak hanya itu, sebanyak 70 pendaki terdata berada di Gunung Marapi saat erupsi terjadi.
Berikut ini 5 fakta terkait erupsi Gunung Marapi di Sumbar:
Berdasarkan data dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat para pendaki itu naik dari dua pintu masuk, yaitu Batu Palano dan Koto Baru.
Baca juga: Cerita Pendaki Saat Erupsi Gunung Marapi, Berlindung dari Hujan Batu
"Ada total 70 pendaki yang diduga berada saat gunung erupsi."
"Sebanyak 57 orang naik dari Batu Palano dan 13 dari Koto Baru," kata Plh Kepala BKSDA Sumbar, Eka Dhamayanti kepada Kompas.com, Minggu (3/12/2023).
Warga Agam Eka menyebutkan, saat ini pihaknya telah menutup pintu masuk pendakian gunung Marapi.
Sementara, untuk pendaki yang berada di Gunung Marapi, saat ini dalam proses evakuasi.
"Kita saat ini sedang proses evakuasi pendaki ya," kata Eka.
Muhammad Afif (19) masih merasakan trauma meski selamat dari erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat, yang sempat mengancam nyawanya.
Afif merupakan satu di antara 75 pendaki yang berada di kawasan Gunung Marapi saat terjadi erupsi.
Afif mendaki bersama dua orang teman sebayanya, Lingga Duta Andrefa (19) dan Muhammad Faith Ewaldo (19).
"Kami naik Gunung Marapi hari Minggu (3/12/2023), jam 11.00 WIB. Saat itu situasi masih aman dan lancar dan cuaca cerah," ujar Afif, Senin (4/12/2023).