Pada pukul 15.00 WIB, Afif dan dua temannya posisinya sudah sampai di dekat pintu angin Gunung Marapi. Tiba-tiba, terdengar suara gemuruh yang kuat dan bergetar.
Baca juga: Erupsi Gunung Marapi Tewaskan 11 Pendaki, Gubernur Sumbar Minta Warga Tak Panik
"Kuat bunyinya. Seperti suara pesawat tempur lewat. Tak lama setelah itu ada hujan batu," sebut Aifi.
Dia dan dua temannya panik ketakutan dan lari ke arah 'jalan tikus' yang banyak pepohonan untuk berlindung dari hujan batu.
"Waktu hujan batu, kami sembunyi ke 'jalan tikus' yang banyak pohonnya. Kami bertiga ketakutan dan panik," sebut Afif.
Hujan batu akibat erupsi gunung berlangsung sekitar 10 menit.
"Alhamdulillah, kami bertiga tidak yang ada kena batu," ucap Afif.
Setelah hujan batu berhenti, mereka menenangkan diri dan turun gunung menuju posko.
Akibat erupsi tersebut sebanyak 11 pendaki dilaporkan tewas terjebak di atas Gunung Marapi.
Kepala Kantor SAR Padang, Abdul Malik mengatakan, hingga Senin, (4/12/2023) pukul 07.10 WIB, Basarnas mencatat 11 orang pendaki meninggal dunia.
Sementara itu tercatat total 75 pendaki yang berada di Gunung Marapi saat erupsi terjadi.
"49 sudah dievakuasi dengan selamat, sebagian sudah kembali ke rumah. Dan sebagian (dirawat) di dua rumah sakit yaitu di Padang Panjang dan Bukittinggi," katanya.
Abdul menuturkan, pencarian hingga pukul 07.10 WIB, tim gabungan sudah berhasil menemukan tiga orang selamat.
"Jadi total temuan hari ini sampai pukul 07.10 WIB yaitu berjumlah 14 orang dan yang perlu dicari 12 orang," ujarnya.
Baca juga: Level II Waspada, Gunung Marapi Boleh Didaki dengan SOP Tertentu
Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi mencatat hingga pagi ini, Senin (4/12/2023), Gunung Marapi masih mengalami erupsi.
Kepala Pos PGA Marapi, Ahmad Rifandi mengatakan, dari pukul 00.00 hingga pukul 06.58 pihaknya mencatat 56 aktivitas.