Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Netralitas, 5.000 ASN Kota Mataram Dilarang Lakukan Pose Salam Jari Nomor Calon Presiden

Kompas.com - 29/11/2023, 17:11 WIB
Idham Khalid,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebanyak 5.000 lebih aparatur sipil negara (ASN) di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat diminta menjaga netralitas dalam pemilu umum (Pemilu) 2024.

Analis Kebijakan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Mataram Lalu Wira Ilham mengatakan, pihaknya telah membekali pemahaman undangan-undang pemilu, dan memperkuat hak dan tanggungjawab ASN ke dalam undang-undang ASN.

Selain pemahaman secara perundang-undangan, Wali Kota Mataram juga telah menerbitkan surat edaran menjaga netralitas ASN dalam pemilu.

Baca juga: Soal Netralitas ASN, Sekda Kabupaten Semarang: Jangan Takut Ancaman dan Tekanan dari Oknum

"Secara lisan maupun tulisan kami telah menyatakan sikap netral. Itu sudah dilakukan, dilihat mungkin di OPD (Organisasi Pemerintah Daerah) ada beberapa banner tanda tangan ASN."

"Dan mereka juga sudah mengikrarkan secara lisan bersama-sama untuk tetap netral di Pemilu 2024," ungkap Wira dalam rapat koordinasi dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Rabu (29/11/2023).

Disampaikan Wira dengan adanya pernyataan yang tertulis di dalam banner yang sudah sudah dipasang di halaman kantor, diharapkan dapat menjadi pengingat para ASN untuk tetap netral.

Wira menekankan, ia sangat mengimbau para ASN di Kota Mataram dari segala golongan untuk tidak melakukan pose foto dengan menunjukkan angka pasangan calon presiden dan wakil presiden, atau para calon legislatif.

"Bahkan cara mereka menggerakkan tangannya pun sudah kami sosialisasikan melalui flyer bagaimana supaya dia tidak menunjukkan jarinya ketika melakukan foto-foto," kata Wira.

Meskipun tidak ada niat untuk mendukung salah satu calon, namun menurut Wira, pose menunjukkan jari sangat rentan berpotensi melanggar netralitas.

Baca juga: Sekda Cilacap Dilantik Jadi Pj Bupati, Netralitas ASN dalam Pemilu Jadi Perhatian Khusus

"Sangat berpotensi melanggar lebih-lebih di masa kampanye ini. Salam jari itu sangat berpotensi melanggar, makanya kami mengedukasi mereka (ASN) supaya jangan pakai (salam jari) sementara selama musim kampanye ini, khawatirnya itu ditafsirkan macam-macam oleh orang," kata Wira.

Dkatakan Wira, jika berkaca dari pemilu 2019, sebanyak 6 kasus pelanggaran netralitas ASN yang ditangani BKPSDM Mataram, namun demikian tidak ada yang sampai pada pemecatan.

"Kalau melihat pemilu sebelumnya 2019  memang ada kasus-kasus netralitas yang kita tangani  2019 sekitar 6 kasus. Tapi itu sudah melalui proses dan saya pikir pelanggarannya tidak terlalu berat-berat tidak ada yang sampai pemecatan," kata Wira.

Memasuki awal kampanye, Bawaslu Kota Mataram tengah rutin memantau media sosial (medsos).

Salah satu yang diawasi adalah aktivitas aparatur sipil negara (ASN), semisal ada yang memasang foto dukungan hingga mungkin menyukai atau like unggahan terkait pasangan calon (paslon) pilpres maupun pileg.

Ketua Bawaslu Kota Mataram, Muhammad Yusril mengungkapkan, yang dimaksud ASN yaitu bukan saja ketika masuk kerja di lembaga pemerintahan, melainkan selamanya sebelum pensiun.

Baca juga: Langgar Netralitas, Seorang Kepsek dan Kades di Banyumas Disemprit Bawaslu

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hendak Dikirim ke Kalimantan, 19 Tenaga Kerja Ilegal asal Lembata Ditahan

Hendak Dikirim ke Kalimantan, 19 Tenaga Kerja Ilegal asal Lembata Ditahan

Regional
Kantor Pertanahan Kota Batam Terapkan Sertifikat Tanah Elektronik

Kantor Pertanahan Kota Batam Terapkan Sertifikat Tanah Elektronik

Regional
Seratusan Kades Datangi Pemkab Demak, Minta SK Perpanjangan Kades 2 Tahun Segera Diterbitkan

Seratusan Kades Datangi Pemkab Demak, Minta SK Perpanjangan Kades 2 Tahun Segera Diterbitkan

Regional
Kebakaran Pasar Karangkobar Banjarnegara, Pedagang Akan Direlokasi, Kerugian Capai Rp 45,7 Miliar

Kebakaran Pasar Karangkobar Banjarnegara, Pedagang Akan Direlokasi, Kerugian Capai Rp 45,7 Miliar

Regional
Sekelompok Pelajar Serang SMAN 8 Jambi, 1 Pelajar Ditangkap Polisi

Sekelompok Pelajar Serang SMAN 8 Jambi, 1 Pelajar Ditangkap Polisi

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan, Anak Bupati Solok Selatan Mangkir Lagi

Dugaan Korupsi Lahan Hutan, Anak Bupati Solok Selatan Mangkir Lagi

Regional
Nama-nama Baru Bermunculan di Bursa Pilkada Salatiga, Salah Satunya Anak Mantan Wakil Wali Kota

Nama-nama Baru Bermunculan di Bursa Pilkada Salatiga, Salah Satunya Anak Mantan Wakil Wali Kota

Regional
Setelah 5 Hari Perjalanan, Biksu Thudong Tiba di Candi Borobudur

Setelah 5 Hari Perjalanan, Biksu Thudong Tiba di Candi Borobudur

Regional
Kisah Nelayan Semarang, Cuaca Ekstrem Sempat Bikin Ragu Bisa Pergi Haji Tahun Ini

Kisah Nelayan Semarang, Cuaca Ekstrem Sempat Bikin Ragu Bisa Pergi Haji Tahun Ini

Regional
Polisi Periksa Pasangan Nikah Sesama Jenis di Halmahera Selatan

Polisi Periksa Pasangan Nikah Sesama Jenis di Halmahera Selatan

Regional
Menantu di Banyuasin Pembacok Mertua Ternyata Sering KDRT Istri

Menantu di Banyuasin Pembacok Mertua Ternyata Sering KDRT Istri

Regional
Pemkot Bandar Lampung Mulai Pembangunan Chinatown

Pemkot Bandar Lampung Mulai Pembangunan Chinatown

Regional
Baru Dikubur Sehari, Makam Mahasiswi Kedokteran UMY Dirusak secara Misterius

Baru Dikubur Sehari, Makam Mahasiswi Kedokteran UMY Dirusak secara Misterius

Regional
Jokowi dan Puan Saling Lempar Senyum di 'Gala Dinner' WWF, Gibran: Semua Baik-baik Saja

Jokowi dan Puan Saling Lempar Senyum di "Gala Dinner" WWF, Gibran: Semua Baik-baik Saja

Regional
Aksi di Laut, Nelayan Sembulang Tolak Relokasi untuk Rempang Eco-City

Aksi di Laut, Nelayan Sembulang Tolak Relokasi untuk Rempang Eco-City

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com