Petugas medis memberikan pengobatan antibiotik, anti-inflamasi, vitamin, infus serta pemberian antidota sehingga anak gajah kembali sadar.
Keesokan harinya, tenaga medis kembali melakukan pengobatan lanjutan. Saat dilakukan pembiusan, anak gajah cenderung agresif dan menghindar.
"Dari hasil observasi lanjutan, tim melihat kaki kanan gajah yang terluka semakin memburuk karena otot dan tendornya sudah putus," kata Ujang.
Baca juga: BKSDA Giring Puluhan Gajah Liar ke Luar Perkebunan Aceh Utara
Tiga hari berikutnya, lanjut Ujang, tim mendapati gajah sedang berendam di anak sungai yang terhubung dengan kanal, yang berdekatan dengan kelompok gajah liar lainnya. Sehingga, petugas kesulitan melakukan pengobatan.
Lalu, pawang gajah atau Mahout mengarahkan anak gajah naik ke darat untuk dilakukan pengobatan. Namun, anak gajah tersebut enggan keluar dan mengeluarkan suara keras.
Setelah itu, anak gajah merebahkan dirinya ke dalam anak sungai.
Tenaga medis langsung bergegas turun ke anak sungai. Ternyata, anak gajah tersebut sudah tewas.
"Petugas medis kemudian melakukan nekropsi, dengan hasil bahwa terdapat timbunan cairan pada paru-paru. Kematian anak gajah juga diduga disebabkan karena kondisinya sudah mengalami infeksi, sehingga menyebabkan daya tahan tubuh menurun dan mati," sebut Ujang.
Selanjutnya, bangkai gajah dikuburkan di sekitar lokasi kejadian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.