Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tunggu di Sini, Bapak Tidak Akan Lama"

Kompas.com - 22/11/2023, 16:56 WIB
Rachmawati

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Mata Suwarni (26), warga Kota Samarinda tampak berkaca-kaca saat menceritakan suaminya, Suaprianda (27) tewas bersimbah darah di dalam kandang harimau milik majikannya.

Diduga Suaprianda tewas diterkam harimau yang sudah tiga tahun ia beri makan.

Meninggalnya Suprianda membuat Suwarni harus menjadi orangtua tunggal untuk dua buah hati mereka yang masih berusia tujuh tahun dan satu tahun.

Bahkan Suwarni saat ini sedang mengandung anak ketiga mereka.

Baca juga: Sosok AS, Pemilik Harimau yang Terkam ART hingga Tewas, Dikenal sebagai Pengusaha Kayu

Suwarni bercerita suaminya adalah pribadi yang hangat dan tekun bekerja.

Hal itu diungkapkan saat ditemui di rumah mertuanya di Jalan Batu Cermin, Kelurahan Sempaja Barart, Kecamatan Samarinda Utara pada Selasa (21/11/2023).

Ia bercerita sehari sebelum kejadian, suaminya lebih manja dari biasanya. Bahkan Suprianda mendadak melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga.

Saat itu, menurut Suwarni, suaminya membersihkan seluruh area rumah hingga melipat rapi pakaian-pakaian yang ada.

Selain itu sang suami juga mendadak mencukur rambut anak laki-laki mereka.

"Katanya biar tambah gagah seperti dia," ucapnya dengan berkaca-kaca.

Baca juga: Soal Kasus ART di Samarinda Tewas Diterkam Harimau, Majikan Korban Jadi Tersangka

Ia juga bercerita bahwa suaminya berencana mengajak keluarga kecilnya untuk berlibur pada Sabtu (18/11/2023).

Liburan tersebut direncanakan karena sang suami mengaku mendapatkan rejeki nomplok.

"Katanya dapat uang di mobil. Pas mau dikembalikan ke bos Andre (pemilik harimau), kata bosnya bukan miliknya dan suami saya boleh ambil," bebernya.

Suwarni mengaku merasa bahagia dengan kehangatan yang diberikan suami untuk dirinya dan anak-anaknya.

Di hari kejadian yakni pada Sabtu pagi, ia membangunkan sang suami untuk segera mandi dan sarapan.

Rencananya hari itu mereka akan mendatangi rumah keluarga yang akan menggelar acara pernikahan pada Minggu (19/11/2023).

Baca juga: Kronologi ART di Samarinda Tewas Diterkam Harimau Peliharaan Majikan, Diduga Pintu Kandang Tak Terkunci

Namun seperti biasa, sang suami singgah di rumah nomor 99 di Jalan Wahid Hasyim II untuk memberi makanan hewan peliharaan sang majikan.

Sepanjang perjalanan, Suwarni bercerita bahwa sang suami banyak melontarkan gurauan.

Setibanya di depan gerbang menuju kandang harimau yang berjarak 200 meter dari rumah inti, sang suami turun dan memintanya untuk menunggu bersama buah hati mereka yang masih berusia 1 tahun.

"Tunggu di sini (di luar gerbang menuju kandang). Bapak tidak akan lama," kata Suwarni menirukan perkataan sang suami.

Dia tidak pernah menyangka itulah kata-kata terakhir yang ia dengar dari mulut sang suami sebelum hilang dari balik pintu kandang yang berisi harimau pada pukul 10.30 Wita.

Biasanya pria asal Buton, Sulawesi Tenggara itu akan mengajak istrinya masuk.

Jika pun tidak, ia akan melakukan panggilan video dengan sang istri ataupun keluarga saat akan memberi makan hewan buas itu.

Baca juga: Istri ART di Samarinda Histeris Temukan Suaminya Tewas Diterkam Harimau Peliharaan Majikan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com