Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok AS, Pemilik Harimau yang Terkam ART hingga Tewas, Dikenal sebagai Pengusaha Kayu

Kompas.com - 21/11/2023, 16:36 WIB
Rachmawati

Editor

Sumber

KOMPAS.com - AS, pemilik rumah di Kelurahan Sempajar Barat, Kecamatan Samarinda, Kabupaten Samarinda, Kalimantan Timur, ditetapkan tersangka atas kematian, Suprianda (37).

Suprianda adalah asisten rumah tangga AS yang tewas diterkam harimau peliharaan AS pada Sabtu (18/11/2023).

Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur M Ari Wibawanto mengatakan, peristiwa ini merupakan kali pertama terjadi

"Kami (BKSDA Kaltim) tidak pernah mendapatkan surat izin memelihara macan, baik itu harimau sumatera maupun impor. Jadi tindakan memeliharanya ini adalah ilegal," tegas Aru Wibawanto, Minggu (19/11/2023).

AS dijerat Pasal 359 KUH Pidana Juncto Pasal 21 ayat 2 yang karena kelalaiannya mengakibatkan orang lain meninggal dunia, Juncto Pasal 40 ayat 2 UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya.

Baca juga: Soal Kasus ART di Samarinda Tewas Diterkam Harimau, Majikan Korban Jadi Tersangka

Dikutip dari Tribun Kaltim, rekan AS mengatakan, AS adalah pengusaha kayu sukses di Kalimantan Timur.

Selain itu, AS memiliki usaha sampingan yakni tempat kebugaran di Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda.

AS juga diketahui suka memelihara anjing ras dari jenius herder hingga pitbull.

"Kalau harimau sepertinya baru. Katanya untuk dapat itu harganya mahal. Dapat dari mana, saya juga tidak tahu," jelas AI.

Pernyataan AI terlihat dari pengamatan Tribun Kaltim di rumah mewah milik AS di Jalan Wahid Hasyim II, RT 11, Kelurahan Sempaja Barat, Kecamatan Samarinda Utara.

Rumah utamanya berjarak 50 meter dari gerbang masuk di tepi jalan. Di bagian belakang rumah ada kandang anjing, tepatnya di samping parkir kendaraan.

Baca juga: Kronologi ART di Samarinda Tewas Diterkam Harimau Peliharaan Majikan, Diduga Pintu Kandang Tak Terkunci

Sementara di bagian depan, ada gerbang yang menuju akses menuju bangunan yang digunakan untuk memelihara harimau.

Di balik gerbang, tepatnya di sebelah kiri, terdapat dua ruang dengan teralis dilengkapi AC yang telah kosong.

Aroma ruangannya khas peliharaan anjing karena terdapat rantai serta mangkuk aluminium yang biasa dijadikan tempat makan hewan peliharaan.

Di dekatnya terdapat bangunan kosong dengan beberapa kamar tertutup rapat. Terlihat debu serta sarang laba-laba yang menandakan ruangan tersebut sudah lama tidak difungsikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com