ACEH UTARA, KOMPAS.com – Sejumlah warga di Kabupaten Bireuen dan Aceh Timur, Provinsi Aceh, menolak kedatangan ratusan warga Rohingya.
Seperti diketahui, dalam sepekan ini, ada ratusan warga Rohingya yangberlabuh di Kabupaten Pidie, Kabupaten Bireuen, dan Kabupaten Aceh Timur.
Mereka berasal dari kamp penampungan di Bangladesh.
Baca juga: Sulit Meyakinkan Warga yang Telanjur Terluka oleh Sikap Rohingya
Kepala Desa Ulee Madon, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, Rahmat Kartolo, mengatakan, rakyat Aceh dikenal memuliakan tamu. Hal ini terlihat saat beberapa waktu lalu warga desa menerima kedatangan warga Rohingya.
Baca juga: Kisah di Balik Penolakan Pengungsi Rohingya di Aceh, yang Mendarat Siap Angkat Kaki Lagi
Namun, belakangan, warga Rohingya kerap berbuat onar dan tidak tertib akan peraturan desa. Sehingga, membuat warga enggan kembali menerima mereka.
“Apalagi mereka hanya transit saja. Yakin sajalah mereka akan melarikan diri lagi. Itu berdasarkan pengalaman kita sebelumnya,” ujar Rahmat saat dihubungi, Senin (20/11/2023).
Hal serupa disampaikan warga Kepala Desa Kuala Pawon, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Mukhtar.
Mukhtar mengatakan, warga tidak mengizinkan warga Rohingya turun dari perahu kayu yang mengangkut mereka.
“Warga langsung menghalau dan menolak mereka agar tidak turun ke darat. Jadi, bukan sudah turun ditolak ke laut,” katanya.
Mukhtar mengatakan, warga sudah menyampaikan penolakan itu kepada United Nations High Commisioner For Refugees (UNHCR) atau Badan Pengungsi Dunia.
Sementara, Kepala Hubungan Masyarakat, Pemerintah Kabupaten Bireuen, Azmi berharap warga Rohingya menjadi perhatian serius UNHCR.
“Silakan UNHCR buat kamp penampungan sendiri, milik sendiri. Begitu anak Rohingya terdampar, bisa segera dievakuasi ke lokasi yang lebih layak milik UNHCR. Kalau pemda tak punya lokasi penampungan,” tegasnya.
Kini, warga Rohingya yang mendarat di Bireun, ditampung di Tempat Penurunan Ikan (TPI) Lapang Barat, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen.
Belum jelas sampai kapan mereka akan bertahan di lokasi penampungan ini.
Ada lima kapal pembawa warga Rohingya yang berlabuh di Aceh. Kapal pertama pada 14 November 2023 di Kabupaten Pidie dengan membawa 194 warga. Besoknya, kapal kedua berlabuh di Kabupaten Pidie dengan membawa 147 warga.
Pada 19 November 2023, kapal ketiga, keempat, dan kelima berlabuh di lokasi terpisah.
Lokasi pertama membawa membawa 256 warga berlabuh di Kabupaten Bireuen, kapal keempat berlabuh di Kabupaten Pidie dengan 232 warga, dan terakhir di Kabupaten Aceh Timur dengan membawa 36 warga Rohingya. Total 865 warga Rohingya kini berada di Aceh.
Kali ini, warga Rohingya menyatakan tujuannya memang ke Indonesia, dengan dalih sebagai negara muslim terbesar di dunia. Mereka meminta perlindungan pada rakyat Indonesia.
Tiga tahun sebelumnya, warga Rohingya berlabuh di Aceh dengan tujuan Malaysia.
Dari Aceh, mereka akan menyeberang lewat bantuan warga ke negeri jiran.
Rakyat Aceh pun saat itu menuai pujian sebagai rakyat dermawan yang membantu Rohingya.
Belakangan, beragam kasus muncul, termasuk melarikan diri dari penampungan untuk menyeberang ke Malaysia.
Sejumlah kasus pidana perdagangan orang juga ditangani polisi sepanjang Rohingya terdampar di Aceh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.