Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fraksi PPP DPRD Jateng Tolak 10 Program Prioritas Pj Gubernur Nana Sudjana

Kompas.com - 18/11/2023, 12:48 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Fraksi PPP DPRD Jawa Tengah menolak 10 program prioritas Pj Gubernur Nana Sudjana.

Pasalnya penghapusan anggaran insentif guru keagamaan dinilai mengabaikan nasib para guru madin, pondok pesantren, dan TPQ di Jawa Tengah.

Ketua Fraksi PPP DPRD Jawa Tengah, Masruhan Samsurie menyampaikan, 10 program prioritas tersebut harus merealokasi anggaran Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS)  RAPBD Jawa Tengah 2024.

Menurut dia, hal ini berdampak serius mengabaikan nasib guru agama dan alokasi dana pendidikan yang cukup besar di Jateng.

Untuk itu, dia menyatakan dua sikap pada rencana itu. "Tidak setuju atau menolak rencana dihapusnya anggaran insentif guru keagamaan (Guru Madin, TPQ, dan pontren)  se-Jawa Tengah sebesar Rp247 miliar," kata Masruhan, Sabtu (18/11/2023).

Kemudian, dia pun menolak rencana dihapusnya anggaran BOSDA Jawa Tengah yang terdiri dari BOSDA di dinas pendidikan dan kebudayaan sebesar Rp 142 miliar dan BOSDA untuk siswa Madrasah Aliyah Negeri dan swasta se-Jawa Tengah sejumlah Rp 27 miliar.

Masruhan menilai program yang diusung Pj Nana justru menggambarkan hilangnya empati terhadap nasib guru keagamaan yang telah mengabdi tanpa pamrih di bidang pendidikan non formal selama ini.

Pasalnya sekitar 250.000 guru agama baik itu Madin, TPQ dan Pondok Pesantren serta guru agama non muslim se-Jateng mendapat tambahan insentif Rp 100.000 per bulan selama lima tahun terakhir.

"Jika dihilangkan akan sangat mengganggu rasa kemanusiaan mereka. Mereka sudah mengabdi lama, berjasa untuk terus membina, membimbing akhlak anak-anak didik kita di tengah-tengah masyarakat."

"Jika yang hanya Rp 100.000 per bulan ini saja kok mau dihilangkan, ini tentu sangat memprihatinkan," tegas Masruhan.

Kemudian ia menilai dihilangkannya BOSDA sangat mengusik rasa keadilan terhadap dunia pendidikan di Jawa Tengah.

Sebab, sektor pendidikan selama ini cukup terbantu dengan munculnya anggaran BOSDA Jateng.

Selama lima tahun terakhir, sekolah dengan akreditasi A hanya dapat bantuan Rp150.000 per siswa per tahun.

Lalu untuk akreditasi B memeroleh Rp250.000 per siswa per tahun, dan akreditasi C memperoleh Rp 500.000 per siswa per tahun.

"Total anggaran BOSDA selama ini hanya sebesar sekitar Rp 150 miliar per tahun."

"Sementara untuk Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) siswa negeri sebesar Rp 800 miliar per tahun."

"Dengan BOP, siswa SMAN/SMKN/SLBN telah digratiskan," kata Masruhan.

Masruhan sangat menyayangkan bila upaya pendidikan gratis untuk sekolah menengah atas dan setingkatnya harus dihapuskan demi program prioritas Pj Gubernur Jateng tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Regional
Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Regional
Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Regional
Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Regional
Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Kilas Daerah
Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Regional
Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Regional
Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Regional
Soal 'Study Tour', Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Soal "Study Tour", Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Regional
Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Regional
Anak Wapres Ma'ruf Amin Maju Pilkada Banten 2024

Anak Wapres Ma'ruf Amin Maju Pilkada Banten 2024

Regional
Gagal Jadi Calon Perseorangan di Pangkalpinang, Subari Lapor Bawaslu

Gagal Jadi Calon Perseorangan di Pangkalpinang, Subari Lapor Bawaslu

Regional
Kain Gebeng, Kain Khas Ogan Ilir yang Nyaris Punah

Kain Gebeng, Kain Khas Ogan Ilir yang Nyaris Punah

Regional
Bocah SD di Baubau Terekam CCTV Mencuri Kotak Amal, Uangnya untuk Beli Makan

Bocah SD di Baubau Terekam CCTV Mencuri Kotak Amal, Uangnya untuk Beli Makan

Regional
Pemprov Babel Luncurkan Gerakan Eliminasi Kemiskinan dan 'Stunting'

Pemprov Babel Luncurkan Gerakan Eliminasi Kemiskinan dan "Stunting"

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com