Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hargai Cabai Tembus Rp 80.000 Per Kilogram, Pemkot Semarang Minta Warga Tak "Panic Buying"

Kompas.com - 02/11/2023, 16:56 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Rachmawati

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) memastikan pasokan cabai masih tercukupi meski belakangan harganya melambung tinggi hingga Rp 80.000 per kilogram. 

Plt Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang, Bambang Pramusinto mengatakan naiknya harga cabai dikarenakan fenomena El Nino. 

"Menyebabkan panen tidak maksimal sehingga mendorong kenaikan harga," jelasnya saat dikonfirmasi via telepon, Kamis (2/11/2023). 

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, sepanjang Oktober 2023 rata-rata harga cabai rawit merah secara nasional mencapai Rp 55.934 per kilogram

"Naik 37,8 persen dibanding bulan sebelumnya (Month-on-Month/MoM)," paparnya. 

Baca juga: Stok Minim Sejak 2 Minggu Lalu, Harga Semua Jenis Cabai di Batam Naik

Selain itu, cabai merah keriting naik 11,3 persen (MoM) menjadi Rp 45.241 per kilogram, dan harga cabai merah besar naik 7,8 persen menjadi Rp 43.138 per kilogram. 

"Untuk Kota Semarang, berdasarkan hasil pemantauan harga di beberapa pasar tradisional pada minggu ini rata-rata mengalami kenaikan," ujarnya. 

Bambang menjelaskan, Pemkot Semarang terus mengupayakan pengendalian inflasi melalui penyelenggaraan pasar murah dan pemantauan harga pasar. 

Hal ini sesuai dengan arahan pemerintah pusat. Pengawasan juga telah intensif dilakukan di beberapa pasar tradisional seperti Pasar Bulu dan Pasar Karangayu.

“Kami imbau kepada seluruh masyarakat Kota Semarang untuk tidak panic buying mengingat ketersediaan cabai masih aman," imbuh dia.

Baca juga: Pj Wali Kota Malang Sebut Harga Gula Tidak Terkendali, Cabai Semakin Pedas, Beras Tinggi

Selain itu, Pemkot Semarang juga mengajak masyarakat untuk turut menanam cabai melalui urban farming untuk menyiasati harga cabai yang mahal di pasaran. 

Terlebih, urban farming juga selaras dengan gerakan penanaman cabai melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) atau menanam cabai di sekitar pekarangan perumahan yang tengah digalakkan Kementerian Pertanian.

“Mari kita sukseskan urban farming. Mendorong masyarakat mengoptimalkan gerakan menanam dengan memanfaatkan lahan pekarangan,” pesan Bambang.

Sementara itu pedagang Pasar Karangayu Semarang, Royati mengatakan harga cabai sudah naik dua kali lipat sejak tiga hari yang lalu.

"Rawit merah awalnya Rp 35.000 per kilogram sekarang Rp 80.000 per kilogram," jelasnya saat ditemui di tokonya.

Baca juga: Dalam 2 Hari, Cabai Rawit di Palopo Sulsel Meroket hingga Rp 80 Ribu Per Kilogram

Selain cabai rawit merah, cabe jenis lain seperti cabai keriting merah juga mengalami kenaikan hingga Rp 65.000 per kilogram. 

"Sebelumnya hanya Rp 18.000 per kilogram," kata dia. 

Dia menjelaskan, harga cabai naik karena disebabkan musim kemarau berkepanjangan. Hal itu membuat petani cabai gagal panen. 

"Kata pemasok, karena tidak musim juga," ucap dia. 

Naiknya harga cabai, berdampak pada jumlah pembelian di tempatnya yang saat ini lebih sepi. Selain itu, jumlah cabai yang dibeli juga lebih sedikit.

"Ini juga gara-gara yang online-online itu juga," paparnya. 

Baca juga: Emak-emak di Semarang Keluhkan Mahalnya Harga Cabai

Hal yang sama dikatakan Emi, pedagang Pasar Bulu Semarang. Harga cabai mengalami kenaikan hampir di setiap hari. 

"Cabai rawit merah setan sebelumnya Rp 30.000-Rp 40.000 per kilogram, sekarang jadi Rp 80.000 per kilogram," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebar Hoaks Soal Peredaran Beras Plastik di Media Sosial, Pria di Kalsel Ditangkap

Sebar Hoaks Soal Peredaran Beras Plastik di Media Sosial, Pria di Kalsel Ditangkap

Regional
Soal Pengantin Perempuan Ternyata Lelaki, Sekda Halsel Sempat Panggil Kades

Soal Pengantin Perempuan Ternyata Lelaki, Sekda Halsel Sempat Panggil Kades

Regional
[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

Regional
3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

Regional
Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Regional
Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Regional
Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Regional
Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Regional
Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Regional
Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Regional
Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Kilas Daerah
Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Regional
Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Regional
Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com