Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isi Surat Wasiat Santri Tewas Bunuh Diri di Toilet Ponpes Sidrap: Tidak Ada Manfaatku...

Kompas.com - 01/11/2023, 12:52 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Santri berinisial RWA (15) mengakhiri hidupnya bunuh diri di toilet salah satu pondok pesantrendi Kelurahan Benteng, Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel).

RWA pertama kali ditemukan oleh teman-temannya dalam kondisi tak bernyawa dengan leher terikat tali di tolet, sekitar pukul 06.00 Wita, Minggu (29/10/2023).

Kapolsek Baranti Polres Sidrap, AKP Mursalim mengatakan, sebelum ditemukan tewas, seorang santri lain sempat melihat RWA menulis sebuah surat di dalam kamar, pada Minggu malam.

"Surat itu kemudian diberikan ke santri AS. RWA bilang ke AS kalau suratnya jangan dibuka sebelum esok hari," tuturnya.

AKP Mursalim juga mengatakan, kalau RWA sempat berpesan ke temannya yang lain yakni YL agar memberitahu saksi HI untuk tidak mencarinya.

Baca juga: Santri di Sidrap Tewas Bunuh Diri di Toilet Ponpes, Sempat Tulis Surat Wasiat

"Saksi HI ini sempat was-was setelah diberitahu seperti itu, sehingga memanggil temannya inisial AR untuk menemani mencari RWA. Namun, korban tidak ditemukan," ujarnya.

Saksi HI mengaku gelisah karena tidak menemukan RWA, kemudian bertanya ke AS perihal surat tersebut. AS kemudian memberikan surat itu ke HI.

"Saksi HI ini membaca surat tersebut. Isi suratnya berbahasa Bugis "Meka lao bundir okko WC. Ajana musappaka. Bajapi Mulao WC ke dua" (Saya mau bunuh diri di WC. Jangan cari saya. Besok saja kamu pergi WC ke dua)," tuturnya.

Setelah membaca itu, saksi HI dan temannya AR kembali mencari korban ke WC. Namun, RWA tak ditemukan.

Keesokan harinya atau Senin (30/10/2023) pukul 06.00 Wita, saksi HI pergi ke WC untuk buang air dan bertemu santri FI yang sedang mengetuk-ngetuk pintu WC yang terkunci dari dalam.

Tidak lama, datang santri lainnya yakni MA, dia melihat ada orang masuk WC saat subuh dan belum keluar-keluar.

"Saksi HI mengaku memanggil temannya AR untuk mengambil senter. Setelah itu, mereka memanjat untuk mengecek WC tersebut. Dari situ, mereka melihat ada RWA sudah terbaring di dalam WC," ungkapnya.

Saksi HI dan santri lainnya langsung mendobrak pintu WC.

Baca juga: Puluhan Santri di Batang Diduga Keracunan Bakteri E Coli, Dibawa ke RS dan Puskesmas

"Setelah pintu terbuka, saksi HI dan teman lainnya melihat RWA sudah terbujur kaku dan leher terikat tali plastik," ujarnya.

Atas peristiwa itu, saksi HI dan santri lainnya melaporkan hal ini ke guru pondok pesantren.

AKP Mursalim mengatakan, saat ini pihaknya masih mengumpulkan saksi-saksi dan bukti-bukti di TKP.

Isi surat wasiat

Sebelum ditemukan tewas, ARW sempat menulis surat wasiat berisi kalimat perpisahan yang ditujukan untuk ibunya.

"Tabe mama nah denengka upabahagiaki tuli upakacewa terrumi, melona selei iye linoe supaya bahagiaki monro okkoe, iya tuttumi tuli makkibbua masalah, tuli upakasirimi taue okko bolae, dega tau pojika okko linoe selainna idi. (Saya minta maaf mama tidak pernah membuat mama bahagia dan selalu membuat kecewa, saya mau tinggalkan dunia ini agar mama bahagia hidup di sini, saya selalu membuat masalah, selalu membuat malu orang-orang di rumah, tidak ada yang menyukai saya di dunia ini selain mama),"

"Podang i taue okko bolae makkada adampangi yeko engka salanna *k*y. Maddena ple jolo mama nah melona lo sibawa bapak, tillau doangekka nah, dga tommi ampai gunaku monro okko linoe (Beritahu orang-orang di rumah bilang maafkan kesalahan saya. Saya pergi dulu yah mama saya mau pergi ke bapak, minta doanya mama, tidak ada manfaatku tinggal di dunia ini)," tulisan RWA dalam surat wasiatnya.

Kasubsi Penmas Si Humas Polres Sidrap, Bripka Asis membenarkan surat wasiat tersebut.

Baca juga: Suami Cekik Istri hingga Tewas Lalu Rekayasa Seolah Bunuh Diri

"Iya betul, kami mengamankan barang bukti berupa surat yang ditulis korban RWA," kata Bripka Asis saat dikonfirmasi, Selasa (31/10/2023) dilansir dari Tribun-Timur.com.

Dikatakan, RWA memberikan surat tersebut ke temannya sebelum memutuskan untuk mengakhiri hidup di toilet ponpes.

"Isi suratnya terkait permintaan maaf ke ibunya. Diduga anaknya merasa depresi karena selalu membuat masalah. Itu kata korban di dalam surat," ungkapnya.

Kasubsi Penmas Si Humas Polres Sidrap, Bripka Asis membenarkan surat wasiat tersebut.

"Iya betul, kami mengamankan barang bukti berupa surat yang ditulis korban RWA," kata Bripka Asis saat dikonfirmasi, Selasa (31/10/2023).

Dikatakan, RWA memberikan surat tersebut ke temannya sebelum memutuskan untuk mengakhiri hidup di toilet ponpes.

"Isi suratnya terkait permintaan maaf ke ibunya. Diduga anaknya merasa depresi karena selalu membuat masalah. Itu kata korban di dalam surat," ungkapnya.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Pilu, Isi Surat Wasiat Santri Sidrap Ditemukan Tewas di Toilet Ponpes dengan Leher Terikat Tali

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NUSANTARA] ASN Disdukcapil Nunukan Diduga Lecehkan Pemohon KTP | Perampokan Disertai Pembunuhan di Garut

[POPULER NUSANTARA] ASN Disdukcapil Nunukan Diduga Lecehkan Pemohon KTP | Perampokan Disertai Pembunuhan di Garut

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Regional
Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com