Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Delapan Lapak "Tahu Gimbal Pak Edi" yang Saling Klaim Asli di Kota Semarang, Begini Ceritanya

Kompas.com - 23/10/2023, 08:49 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

"Kalau tahu gimbalnya kan sama seperti yang lain, ada tahu, lontong, gimbal (bakwan udang) dan bumbu. Tapi kalau orang makan, bisa membedakan rasanya. Dulu saya jualan dari zaman harga Rp 35 perak, sekarang Rp 25.000," ungkap Edy.

Meski banyak lapak tahu gimbal yang menggunakan nama Pak Edy/ Edi, Edy mengaku hanya bisa menerima atau legowo.

Menurut dia, penamaan lapak tersebut hanyalah label semata. Yang terpenting adalah bekerja keras dengan hati yang lapang.

"Saya biasa saja, karena tidak mengurangi rezeki saya. Kan rezeki juga sudah ada yang ngatur. Tapi kebanyakan orang tetap datang kesini karena dari rasa sudah tau," ungkap Edy.

Cerita lapak Tahu Gimbal Pak Edi versi lain

Kendati demikian, ada pula lapak yang mengeklaim sebagai pelopor penamaan tahu gimbal Pak Edi.

Lapak tersebut bertuliskan 'Tahu Gimbal Pak Edi Tidak Buka Cabang' dan tercantum gambar sertifikat pemilik merek. Letaknya, di deretan nomor satu, tepat di samping SMKN 7 Semarang.

Baca juga: Resep Tahu Gimbal, Jajanan Kaki Lima Khas Semarang

Pemilik lapak 'Tahu Gimbal Pak Edi Asli' generasi ketiga, Adi Setiadi, mengeklaim bahwa lapaknya lah yang memiliki keaslian nama.

Dirinya menyebut, lapak yang dimilikinya itu didapat dari Ayahnya yang bernama Marlan. Namun, penamaan lapak 'Tahu Gimbal Pak Edi Asli' itu berasal dari kakenya yang bernama Edi.

"Ya awalnya semenjak Bapak meninggal dunia tahun 2018, orang-orang pada ganti nama jadi Pak Edi semua. Makanya kami bikin nama hak paten di Kemenkumham," ucap Adi.

Menurut Adi, penamaan lapak Tahu Gimbal Pak Edy/ Edi di kawasan Taman Indonesia Kaya itu sangat mempengaruhi penjualannya. Sehingga, dirinya pernah mendatangi satu persatu lapak lain untuk mengganti nama.

Hanya saja, hal tersebut berujung sia-sia lantaran hanya bertahan satu hingga dua minggu saja.

"Pernah datengin satu persatu, tapi tidak ada satu dua minggu, mereka kembali lagi pakai nama Pak Edi. Nah kita mau ngilangin itu tidak bisa, harus lewat majelis dan pengacara," ungkap dia.

Baca juga: 5 Tempat Makan Tahu Gimbal di Yogyakarta, Harga Mulai Rp 7.000

Kendati demikian, Edi mengaku, tidak tahu persis cerita kemunculan pertama nama tahu gimbal Pak Edi. Namun, dirinya bercerita jika terdapat dua nama yang mirip, yaitu Pak Edi dan Haji Edy yang menjadikan tahu gimbal di Taman Indonesia Kaya menjadi lebih dikenal.

"Dulu ada 2 yang merintis dari nol. Kalau yang pertama kali saya kurang tau, karena saya generasi ketiga ngelanjutin dari Bapak. Tapi artis-artis Ibu Kota sering mampir ke sini, ada Sherina, Ada Band, Ungu, Ichal Muhammad, wah banyak, kalau dipajang semua tidak cukup," tutur dia.

Dirinya menyebut, lapak 'Tahu Gimbal Pak Edi Asli' juga memiliki keistimewaan. Selain sudah bersertifikat merek, tekstur gimbal dan rasa yang ditawarkan cukup berbeda dengan lapak lain.

"Kuahnya juga beda, di sini pakai kuah rempah-rempah. Ada bumbunya sendiri yang turun temurun dari Bapak, per porsi harganya Rp 20.000. Nah kalau kami ada sertifikat dari Kementerian sendiri, yang lain tidak ada. Jadi kita sudah aman dulu" pungkas Adi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Regional
Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Regional
Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com