Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Delapan Lapak "Tahu Gimbal Pak Edi" yang Saling Klaim Asli di Kota Semarang, Begini Ceritanya

Kompas.com - 23/10/2023, 08:49 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kota Semarang memiliki beragam kuliner legendaris andalan yang tak boleh dilewatkan. Tidak hanya lumpia, tahu gimbal juga menjadi salah satu makanan yang wajib diburu saat berkunjung ke ibu kota Jawa Tengah tersebut.

Uniknya, terdapat delapan lapak tahu gimbal dengan nama 'Pak Edy, Haji Edy, Pak Edi Asli' dan lainnya, yang berjejer di kawasan Taman Indonesia Kaya Semarang. Tepatnya di Jalan Pandanaran, Mugassari, Kota Semarang.

Tentunya, hal tersebut tidaklah asing bagi masyarakat Kota Semarang. Bahkan, penamaan tahu gimbal 'Pak Edy, Haji Edy, Pak Edi Asli' dan lainnya itu sempat menghebohkan media sosial beberapa waktu lalu.

Baca juga: Terungkap, Ini Alasan Driver Ojol Batalkan Pesanan Penjual Tahu Gimbal hingga Ditantang Berkelahi

Benar saja, delapan lapak tahu gimbal yang berjejer di Taman Indonesia Kaya itu memiliki sejumlah kesamaan. Di antaranya, dari tampilan banner spanduk berwarna kuning ataupun hijau, gerobak, dan tempat duduk yang digunakan.

Perbedaannya, hanya terletak pada penamaan lapak Pak Edi Asli, Pak Edi, Pak Haji Edy, atau lainnya.

Ditemui Kompas.com, pemilik lapak 'Tahu Gimbal Haji Edy', Edy Kamsani, mengaku bahwa dirinyalah yang menjadi pelopor sajian tahu gimbal khas Semarang.

Lapak sederhananya itu bertuliskan 'Tahu Gimbal Haji Edy Sejak 1972' dengan gambar foto dirinya di sebelah tulisan. Letaknya di deretan nomor tiga dari kiri.

Sejak 1972, Edy mengaku sudah berjualan tahu gimbal dengan berkeliling di kawasan kantor Provinsi Jawa Tengah dan Simpang Lima Semarang. Lantas, pada 1980-an pindah ke kawasan Jalan Pahlawan. Terakhir, berpindah di Taman KB atau sekarang menjadi Taman Indonesia Kaya pada 2011.

Edy menyebut, dulunya para pedagang tahu gimbal di Taman Indonesia Kaya menggunakan nama masing-masing. Namun, sejak 2018, banyak yang menggunakan nama 'Pak Edi/ Edy' sebagai branding lapaknya.

Baca juga: Penjual Tahu Gimbal Ngamuk, Datangi Pangkalan Driver Ojol Sambil Bawa Obeng dan Ajak Duel, Ini Sebabnya

"Katanya, kalau tidak pakai nama 'Pak Edy/ Edi tidak laku, dan tidak bisa makan. Ya waktu itu mereka tidak ada laporan dengan saya," ucap Edy saat ditemui Kompas.com, Minggu (22/10/2023).

Lebih jelas Edy mengatakan, lapak miliknya memiliki piagam apresiasi dari Japanese Inspired Brand yang tidak dimiliki lapak lain.

Bahkan, Edy juga menjelaskan, lapak miliknya juga yang pertama kali menjadi perhatian publik lantaran pernah diliput oleh mendiang Bondan Winarno pada 2009 dan ditayangkan di stasiun TV.

"Dari situ, ada Pak Bondan itu mulai ramai. Sebelum viral di medsos, Alhamdulillah sampai sekarang ramai terus," ucap dia.

Pria asal Semarang itu mengaku, tahu gimbal yang dijualkannya itu memiliki cita rasa bumbu yang khas dan tidak bisa disandingkan dengan tahu gimbal lainnya.

Bahkan, dalam satu hari, Edy bisa menjualkan sekitar 200 porsi piring kepada pelanggan. Satu porsi tahu gimbalnya ditawarkan dengan harga Rp 25.000.

Baca juga: Sakit Hati Pesanannya Dibatalkan, Penjual Tahu Gimbal Semarang Tantang Driver Ojol Berkelahi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Regional
Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Regional
5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

Regional
Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Regional
Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Regional
Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Regional
Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Regional
4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

Regional
Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Regional
Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Regional
Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Regional
Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Regional
BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com