Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok Tewaskan Warga di Seruyan, Kapolda Kalteng Bentuk Tim Investigasi

Kompas.com - 12/10/2023, 13:04 WIB
Kurnia Tarigan,
Khairina

Tim Redaksi

PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Polisi membentuk tim investigasi serta langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kasus penembakan yang menyebabkan satu orang warga Desa Bangkal, Seruyan, Kalimantan Tengah, tewas diduga tertembak.

Saat itu, warga lakukan berunjuk rasa menuntut lahan plasma di PT Hamparan Masawit Bangun Persada 1, Sabtu (7/10/2023).

Kronologi Sabtu berduka

Kejadian bermula pada hari Sabtu (7//10/2023), saat warga Desa Bangkal, Seruyan, Kalimantan Tengah, kembali menggelar aksi unjuk rasa di lokasi perusahaan perkebunan milik PT. Hamparan Masawit Bangun Persada 1.

Mereka menuntut pihak perusahaan agar merealisasikan kebun plasma untuk masyarakat sekitar, sesuai dengan aturan sebesar 20 persen.

Beberapa kali upaya itu gagal, warga kembali gelar aksi yang sama, bahkan warga berniat menduduki lahan yang menurut masyarakat berada di luar lahan inti sesuai perizinan milik perusahaan, atau Hak Guna Usaha milik PT Hamparan Masawit Bangun Persada 1.

Baca juga: Polda Kalteng Klaim Tak Gunakan Peluru Tajam Saat Bentrok di Seruyan

Mariani, seorang warga Desa Bangkal yang ikut dalam aksi unjuk rasa menuntut lahan plasma 20 persen menuturkan, setelah semua tuntutan merasa tidak ditanggapi pihak perusahaan,  warga berpindah dari pos pintu masuk satu ke pos berikutnya.

Saat menyiapkan tempat dan keperluan lainnya untuk menduduki lahan, aparat kepolisian langsung memberikan imbauan agar masyarakat membubarkan diri lantaran aksi yang digelar masyarakat tidak memiliki izin sesuai dengan aturan unjuk rasa.

Namun, warga masih tetap bertahan meski sudah ada imbauan polisi untuk membubarkan diri sehingga akhirnya polisi beberapa kali menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa di lokasi perkebunan kelapa sawit perusahaan.

"Enggak kehitung, sampe asapnya enggak kelihatan, setelah itu suara tembakan terus, aduh panjang itu, enggak kehitung tembakannya, terus tembakan", kata Mariani, warga Desa Bangkal, Seruyan, Kalimantan Tengah,  saat disambangi Kompas.com ke Desa Bangkal, Senin (9/10/2023).

Situasi semakin tidak kondusif setelah polisi menembakkan gas air mata sehingga bentrok antara aparat keamanan dan warga tidak terhindarkan menyebabkan satu orang warga tewas, diduga tertembak senjata api.

Sementara satu orang lainnya luka berat lantaran peluru bersarang di tubuhnya dan hingga kini masih dalam perawatan tim medis di salah satu rumah sakit di Kalimantan Selatan.

 

Bentuk tim investigasi

Kapolda Kalimantan Tengah Irjen Nanang Avianto menjelaskan, saat ini pihaknya telah membentuk tim investigasi yang sudah berjalan untuk mengusut kejadian bentrok.

Tim di antaranya terdiri dari Kapuslabfor dan tim serta Bareskrim dari Mabes Polri, begitu juga tim pengawas Internal dari Irwasum dan Ditpropam, yang sudah melakukan olah TKP, prarekontruksi serta melaksanakan kegiatan investigasi yang terkait dengan kejadian tersebut.

"Kami bertanggung jawab dan akan memberikan informasi yang sebenarnya, supaya kita semua bisa mendengarkan apapun hasilnya", kata Anang kepada sejumlah awak media saat menyampaikan rilis sementara di Mako Polres Kotawaringin Timur.

Baca juga: Kronologi Bentrok Warga dan Polisi di Kebun Sawit Seruyan, Klaim Polisi Tak Pakai Peluru Tajam

"Ini tentunya juga menjadi introspeksi buat kami juga, bahwa di dalam pelaksanaan nanti, apa yang terjadi kesalahan ini, supaya tidak terulang", tambah Kapolda Kalimantan Tengah.

Hingga kini jajaran kepolisian masih terus mendalami kasus bentrok, antara warga dan aparat keamanan, yang menyebabkan seorang warga tewas, lantaran tertembak peluru tajam, walau korban sudah dimakamkan setelah otopsi sudah dilakukan, di Rumah Sakit dr. Murdjani Sampit.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com