Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Ikon Kota Palembang, Ada Jembatan Ampera dan Pempek

Kompas.com - 08/10/2023, 22:48 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Kota Palembang adalah ibu kota Provinsi Sumatera Selatan dan menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan.

Wisatawan yang berkunjung ke Kota Palembang tentunya akan tertarik menikmati berbagai ikon kota ini.

Baca juga: Sejarah Nasi Minyak Khas Palembang, Asal Usul dan Cara Memasaknya

Selama berwisata di Kota Palembang, wisatawan dapat mengunjungi bangunan, melihat keunikan tradisi, dan menikmati kelezatan kulinernya.

Hal ini karena daya tarik Kota Palembang ini tidak bisa didapatkan di kota-kota lainnya.

Baca juga: Sejarah Jembatan Ampera yang Jadi Ikon Kota Palembang

Menjadi magnet yang menarik kunjungan wisatawan, berikut adalah sederet bangunan, kuliner, hingga tradisi yang menjadi ikon Kota Palembang.

Baca juga: Benteng Kuto Besak, Pusat Kesultanan Palembang di Tepi Sungai Musi

1. Jembatan Ampera

Ilustrasi Jembatan Ampera di Palembang, Sumatera Selatan. Shutterstock Ilustrasi Jembatan Ampera di Palembang, Sumatera Selatan.

Jembatan Ampera adalah ikon Kota Palembang yang membentang di atas Sungai Musi untuk menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir.

Jembatan yang dibangun pada tahun 1962 ini semula diberi nama Jembatan Soekarno, namun kemudian diganti menjadi Jembatan Ampera.

Nama Jembatan Ampera diambil dari singkatan slogan bangsa Indonesia pada tahun 1960 yaitu Amanat Penderitaan Rakyat

Jembatan Ampera memiliki ukuran panjang 1,117 meter, lebar 22 meter, dan tinggi 11,5 meter di atas permukaan air.

Sedangkan tinggi menara jembatan mencapai 63 meter dari tanah dan jarak antar menara sekitar 75 meter.

Pembangunan jembatan ini menggunakan biaya yang diambil dari rampasan perang Jepang.

2. Benteng Kuto Besak

Benteng Kuto Besak di Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Shutterstock/Frans Delian Benteng Kuto Besak di Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Benteng Kuto Besak adalah bangunan keraton yang menjadi pusat Kesultanan Palembang dan berasal dari abad ke-18.

Lokasi Benteng Kuto Besak ada di dekat Jembatan Ampera, tepatnya di Jalan Sultan Mahmud Badarudin, 19 Ilir, Bukit Kecil, Kota Palembang.

Benteng ini mulai dibangun pada tahun 1780 atas prakarsa Sultan Mahmud Badaruddin I yang memerintah pada tahun 1724-1758.

Pembangunannya masih berlanjut dan diselesaikan oleh Sultan Mahmud Bahauddin yang memerintah pada tahun 1776-1803.

Benteng Kuto Besak tidak hanya menjadi benteng pertahanan namun juga bukti kejayaan Kesultanan Palembang.

3. Tugu Ikan Belido

Tugu Iwak Belido mengeluarkan air mancur dari mulutnya saat malam hari, Kamis (9/8). SRIPOKU.COM/MG4 Tugu Iwak Belido mengeluarkan air mancur dari mulutnya saat malam hari, Kamis (9/8).

Tugu ikan Belido merupakan ikon Kota Palembang yang baru diresmikan pada 11 Februari 2018.

Letak Tugu ikan Belido berada di dalam kawasan Benteng Kuto Besak dan menghadap ke arah sungai Musi.

Tugu Ikan Belido dibangun dari program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Bukit Asam yang menelan biaya produksi sekitar Rp 3,4 miliar.

Ikan belido yang kini mulai langka dulunya menjadi bahan utama pembuatan pempek, kemplang, dan kerupuk khas Palembang.

4. Pempek

ilustrasi pempek palembang.SHUTTERSTOCK/Ariyani Tedjo ilustrasi pempek palembang.

Pempek adalah kuliner khas Palembang yang biasanya disajikan bersama kuah yang disebut cuko.

Bentuk sajian pempek sangat bervariasi, diantaranya pempek lenjer, pempek kulit, dan pempek kapal selam.

Konon pempek adalah hasil karya dari masyarakat Kayu Agung, suku asli Indonesia yang berasal dari kabupaten Ogan Komering Ilir, provinsi Sumatera Selatan.

Pendapat tersebut didukung oleh terkenalnya pempek Kayu Agung sebagai pempek terenak di Sumatera Selatan.

Sumber lain menyebutkan asal-usul nama pempek berasal dari kata 'Apek' yang menjadi sebutan untuk laki-laki tua keturunan China.

Pempek disebutkan sudah dijual sejak zaman kolonial Belanda dan masa itu pempek banyak dijual oleh Apek.

Oleh masyarakat yang ingin membeli pempek saat itu memanggil Apek dengan 'Pek, empek, mampir sini', karena itulah diduga nama pempek muncul.

Awalnya pempek dibuat menggunakan ikan belida. Namun karena ikan tersebut semakin langka dan mahal, kemudian para penjual mulai mengganti dengan berbagai jenis ikan yang lebih murah seperti ikan tengiri.

5. Tradisi Ngidang-Ngobeng

Tradisi ngobeng atau ngidang makan bersama khas Palembang.
ISTIMEWA/PEMKOT PALEMBANG Tradisi ngobeng atau ngidang makan bersama khas Palembang.

Tradisi Ngidang-Ngobeng adalah tradisi warisan Kesultanan Palembang Darussalam yang berpusat di Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Ngidang adalah tradisi menyajikan makanan di atas kain, sedangkan ngobeng adalah petugas khusus untuk membantu para tamu dalam tradisi Ngidang.

Tradisi Ngidang - Ngobeng menjadi cara masyarakat setempat dalam menghormati dan memuliakan tamu.

Tradisi ini berkembag seirung dengan budaya Melayu yang sangat Islami, karena tradisi ini sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.

Sayangnya kini Tradisi Ngidang - Ngobeng sudah jarang ditemui sehingga generasi muda merasa asing dengan budaya ini.

Sumber:
palembang.go.id  
palembang.go.id   
hallo.palembang.go.id  
sripowiki.tribunnews.com . 
kompas.com   (Nur Rohmi Aida, Rizal Setyo Nugroho)
regional.kompas.com   (Dini Daniswari)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Pilu Pemilik Pemandian Lembah Anai, Air Hitam Hancurkan Tempat Usaha Senilai Rp 2 Miliar

Cerita Pilu Pemilik Pemandian Lembah Anai, Air Hitam Hancurkan Tempat Usaha Senilai Rp 2 Miliar

Regional
Mantan Direktur RSUD Sumbawa Terdakwa Suap dan Gratifikasi Dieksekusi Jaksa

Mantan Direktur RSUD Sumbawa Terdakwa Suap dan Gratifikasi Dieksekusi Jaksa

Regional
Pilkada Banyumas, 10 Nama Berebut Tiket PDI-P, Siapa Saja Mereka?

Pilkada Banyumas, 10 Nama Berebut Tiket PDI-P, Siapa Saja Mereka?

Regional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Abdul Gani Kasuba Tiba di Ternate, Jalani Sidang Besok

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Abdul Gani Kasuba Tiba di Ternate, Jalani Sidang Besok

Regional
Raih WTP 10 Kali Berturut-turut, Bupati Arief: Saya Persembahkan untuk Masyarakat Blora

Raih WTP 10 Kali Berturut-turut, Bupati Arief: Saya Persembahkan untuk Masyarakat Blora

Regional
Suhu di Arab Saudi 40 Derajat Celsius, Jemaah Haji Semarang Diminta Bawa Vitamin

Suhu di Arab Saudi 40 Derajat Celsius, Jemaah Haji Semarang Diminta Bawa Vitamin

Regional
Mengaku Mabuk, Pemuda di Semarang Terciduk Maling Parfum dan Jajanan di Minimarket

Mengaku Mabuk, Pemuda di Semarang Terciduk Maling Parfum dan Jajanan di Minimarket

Regional
Curi Panel Listrik Tower Milik Indosat, Teknisi di Kupang Ditangkap Polisi

Curi Panel Listrik Tower Milik Indosat, Teknisi di Kupang Ditangkap Polisi

Regional
Putusan Bebas, Korban Penipuan Jual Beli Ruko di Batam Lapor ke KY

Putusan Bebas, Korban Penipuan Jual Beli Ruko di Batam Lapor ke KY

Regional
Polisi Tetapkan 2 Tersangka Kasus Duel Maut Residivis di Temanggung

Polisi Tetapkan 2 Tersangka Kasus Duel Maut Residivis di Temanggung

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
4 Orang Daftar Calon Bupati Jalur Independen di Jateng, 2 di Antaranya Tak Penuhi Syarat Dukungan

4 Orang Daftar Calon Bupati Jalur Independen di Jateng, 2 di Antaranya Tak Penuhi Syarat Dukungan

Regional
Takut Banjir Susulan, Warga Agam Berlarian Dengar Hujan Turun di Hulu Sungai

Takut Banjir Susulan, Warga Agam Berlarian Dengar Hujan Turun di Hulu Sungai

Regional
PKS Sumbawa Buka Pendaftaran Cabup dan Cawabup, Optimistis Menang dalam Pilkada 2024

PKS Sumbawa Buka Pendaftaran Cabup dan Cawabup, Optimistis Menang dalam Pilkada 2024

Regional
29 Eks Anggota OPM Ikrar Setia ke NKRI, Dulu Bergabung karena Diintimidasi

29 Eks Anggota OPM Ikrar Setia ke NKRI, Dulu Bergabung karena Diintimidasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com