Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gas Berapi Muncul dari Sumur Bor di Rembang, Disebut Tak Berbahaya

Kompas.com - 05/10/2023, 16:42 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

REMBANG, KOMPAS.com - Gas berapi muncul dari pipa sumur bor air cukup menggegerkan warga Desa Pamotan, Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Pemilik sumur bor, Abu Rosidin merasa bingung dengan kemunculan gas berapi yang diduga disebabkan oleh pengeboran sumur sedalam 50 meter.

Semua bermula saat dirinya sedang membutuhkan air bersih karena terdampak kemarau panjang. Dirinya kemudian memutuskan untuk mengebor tanah sedalam 50 meter untuk mencari mata air.

Baca juga: Semua Pengungsi Keracunan Gas Diduga dari PT Medco Pulang ke Desa

"Setelah keluar air masih keruh, jadi saya tunggu. Sambil membuang air yang keruh, saya merokok. Setelah saya nyalakan dengan korek api, ternyata keluar apinya. Saya sendiri bingung," ucap dia saat ditemui wartawan, Rabu (4/10/2023).

Untuk mematikan api yang muncul dari gas tersebut, dirinya membasahi kain handuk kemudian ditutupkan ke lubang pipa.

"Jadi kalau kita tutup sudah mati, berarti gas ini enggak berbahaya lah istilahnya," kata dia.

Untuk mencegah hal yang berbahaya, sekitar lokasi gas berapi kemudian dipasang garis polisi.

Selain itu, pihaknya berharap agar pemerintah setempat ataupun instansi terkait segera menindaklanjuti adanya gas berapi tersebut.

Apabila memang tekanan gas yang terkandung di dalamnya cukup besar, maka dapat digunakan oleh masyarakat sebagai pengganti gas LPG.

"Kayaknya gas ini bisa dimanfaatkan untuk memasak, kita salurkan ke masyarakat tapi harus ada campur tangan dari pemerintah dan Pertamina," terang dia.

Sementara itu, Kasi Energi Kantor Cabang Dinas ESDM Wilayah Kendeng Selatan Provinsi Jawa Tengah, Sinung Sugeng Arianto mengungkapkan gas berapi tersebut diduga keluar dari dalam bumi.

"Ini merupakan gas thermogenic. Jadi awalnya gas tersebut berada di lapisan bawah naik ke atas kemudian ketundung lapisan atasnya. Nah lapisan atas tersebut dibor air tanah," ucap Sinung saat ditemui Kompas.com, di kantornya, Blora, Jawa Tengah, Kamis (5/10/2023).

Baca juga: DLH Investigasi Kebocoran Gas yang Menyebabkan 678 Warga Mengungsi di Aceh Timur

Menurutnya, gas berapi tersebut tidak berbahaya dan penggunaannya seperti menghidupkan kompor gas.

"Ya kayak menghidupkan kompor gas saja itu. Cuma gas ini jadi masalah ketika pertama apakah ada campuran gas-gas lain. Tapi biasanya kalau dibakar itu bisa mengurangi gas beracun," terang dia.

Lebih lanjut, dirinya juga menyebut gas itu juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

"Kalau Pertamina mengikhlaskan untuk dimanfaatkan masyarakat, ya bisa dimanfaatkan. Kalau itu mungkin bisa dipakai untuk 2 sampai 3 rumah tangga, lumayan bebas LPG itu," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Regional
Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com