Hal lainnya yang ditanyakan oleh berbagai pihak adalah soal biaya operasional dari kereta cepat. Apakah dapat dibiayai oleh pengelolaan kereta cepat itu atau tidak.
Fenomena ini memang terjadi pada angkutan darat, terutama berkaitan bus antarkota dan bus dalam kota. Setiap kali ada entitas bisnis angkutan yang dikembangkan pemerintah, seringkali terkendala pada biaya operasional. Pembiayaannya ternyata tidak mampu dipenuhi angkutan umum itu sendiri.
Pembiayaannya atau sumber pembiayaannya, bukan hanya dari tiket. Namun dari aktivitas lainnya yang biasanya menyumbang lebih dari 90 persen total pendapatan yang mereka peroleh.
Namun karena pemerintah memiliki skema pelayanan, bukan skema bisnis, maka akhirnya penyediaan angkutan umum dapat dilakukan. Namun ketika bicara soal biaya operasional, akhirnya menjadi masalah.
Dan ini nanti akan memiliki kesamaan dengan terminal dan pool bus swasta. Ketika terminal ternyata tidak mampu survive dengan seluruh aktivitas berkaitan dengan dirinya sendiri, tetapi di sisi lain pool bus swasta ternyata bisa tetap hidup.
Jadi artinya ada integrasi antara operator dengan pengelola hub-nya. Saya kira kita bisa dan harus belajar dari fenomena ini. Bisa jadi skema ini yang mungkin bisa berjalan.
Seperti yang pernah didiskusikan sebelumnya, perlu dipertimbangkan menyerahkan pengelolaan terminal kepada pengusaha angkutan umum.
Baca juga: Jalan Keluar Krisis Angkutan Umum Perkotaan
Sehingga mereka juga melihat bahwa terminal sebagai entitas yang bisa mendukung kelancaran bisnis angkutan.
Kondisi saat ini, kita bisa melihat bahwa banyak pihak angkutan umum menarik penumpang di luar terminal. Seolah mereka melihat terminal sebagai entitas yang menimbulkan masalah dalam bisnis angkutan umum yang mereka kelola.
Itulah sebabnya, kita sering melihat ada “terminal bayangan” di luar terminal dan di sana ada banyak angkutan umum yang melayani para penumpang.
Jadi ini semacam gerakan untuk menolak keberadaan terminal yang sudah pemerintah siapkan.
Masalah seperti ini bisa terjadi pada stasiun kereta cepat. Kalau tidak dipikirkan, direncanakan, dan tidak dikelola dengan hati-hati, maka bisa menimbulkan masalah serupa dalam pengelolaan transportasi darat lainnya.
Apalagi kereta cepat ini, serta kereta api jenis lainnya, tidak mudah berpindah rute. Maka eksistensinya akan sangat dipengaruhi keluwesan dari rute transportasi darat lainnya. Hal itu membutuhkan tata kelola yang baik dan perencanaan detail.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.