"Jadi jangan karena dia ini istri anggota polisi lalu tidak boleh marah, disalahkan, tidak begitu. Ini kan ibunya juga khawatir dengan kondisi kesehatan anaknya, lalu juga masih trauma dengan Covid-19 itu," tambahnya.
Roem membantah adanya kabar yang beredar bahwa HT telah memukuli salah satu guru saat mendatangi sekolah tersebut.
Justru, kata Roem, saat perdebatan terjadi salah seorang guru malah mengeluarkan kata-kata tak pantas hingga memancing emosi HT.
"Penganiayaan tidak ada. Mereka sudah lapor bahwa ibu (guru) itu didorong, tapi itu karena bahasanya yang tak pantas diucapkan sehingga istri polisi ini mendorongnya, tapi tidak ada pemukulan di situ," katanya.
Baca juga: Wartawan di Maluku Tenggara Dianiaya, Diduga Terkait Pemberitaan
Terkait kejadian itu, HT mengakui bahwa ia mendatangi sekolah untuk melayangkan protes karena kegiatan imunisasi kepada para siswa di sekolah tidak disosialisasi kepada orangtua siswa.
"Tidak ada sosialisasi dari pihak sekolah sehingga saya marah dan mendatangi sekolah," katanya.
Ia juga mengakui anaknya yang saat ini duduk di kelas 6 itu memiliki riwayat tipes dan juga asma, sehingga sebagai orangtua ia sangat khawatir dengan kondisi kesehatan anaknya yang mendapat imunisasi tanpa persetujuannya.
HT mengatakan, setelah mengikuti imunisasi, kondisi kesehatan anaknya justru menurun. Ia terpaksa membawa anaknya ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.
"Setelah imunisasi itu saya bawa lagi anak saya ke rumah sakit karena kondisisinya menurun. Dokter bilang ke saya penanganannya harus secepat mungkin dan harus diinfus," ujarnya.
Soal apakah kondisi kesehatan anaknya itu menurun karena menerima vaksin, HT mengaku masih menunggu konfirmasi dari dokter yang menangani.
"Dia satu hari opname di rumah sakit, nanti kita tunggu konfirmasi dari dokter," ujarnya.