Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Istri Polisi di Maluku Mengamuk karena Tak Terima Anaknya Diimunisasi di Sekolah

Kompas.com - 02/10/2023, 12:27 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Andi Hartik

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - HT, seorang ibu rumah tangga yang juga istri anggota Kepolisian Daerah (Polda) Maluku, mengamuk di sebuah sekolah dasar (SD) di Kota Ambon, Maluku, lantaran tak terima anaknya mendapat imunisasi rubela pada Selasa (26/9/2023).

Aksi HT yang mengamuk di sekolah tersebut sempat terekam video dan tersebar di media sosial.

Dari video yang dilihat Kompas.com, Senin (2/10/2023), tampak ibu tersebut marah besar kepada beberapa orang guru saat mendatangi sekolah tersebut.

Baca juga: Pegawai Kejaksaan di Maluku Tewas Ditabrak Minibus, Polisi Tahan Sopir

HT yang emosi juga terlihat membanting helm di depan para guru dan terus memprotes sikap mereka yang melakukan imunisasi terhadap anaknya.

Kepala Bidang Humas Polda Maluku Kombes Muhamad Roem Ohoirat membeberkan duduk perkara hingga HT mendatangi sekolah tersebut untuk menyampaikan protes.

Baca juga: Kecam Pemukulan Wartawan di Maluku Tenggara, AJI Ambon: Ancam Kemerdekaan Pers

Menurut Roem, HT mendatangi sekolah itu setelah mengetahui anaknya telah divaksin oleh pihak sekolah.

Padahal, saat itu anak HT baru saja menjalani perawatan karena terkena tipes dan punya riwayat asma.

"Jadi istri anggota Propam ini tahu setelah anaknya divaksin. Lalu, dia datang ke sekolah marah kenapa anaknya divaksin tanpa izin," kata Roem kepada Kompas.com, Senin (2/10/2023).

Roem menjelaskan, orangtua siswa baru mengetahui anaknya diberi vaksin sehari setelah vaksinasi yang dilakukan bagi para siswa di sekolah tersebut.

Menurut Roem, HT melampiaskan kemarahannya itu di sekolah bukan hanya karena pihak sekolah tidak memberitahukannya terlebih dahulu bahwa anaknya akan diberi vaksin, melainkan juga karena khawatir dengan kondisi kesehatan anaknya.

"Ini dari pihak sekolah cuma memberitahukan lewat WA grup bahwa besok anak-anak mau divaksin. Nah, grup itu kan tidak semua orang baca setiap hari, kemudian kondisi anak ini sendiri dalam kondisi sakit tipes dan asma,"  ungkapnya.

"Jadi jangan karena dia ini istri anggota polisi lalu tidak boleh marah, disalahkan, tidak begitu. Ini kan ibunya juga khawatir dengan kondisi kesehatan anaknya, lalu juga masih trauma dengan Covid-19 itu," tambahnya.

Roem membantah adanya kabar yang beredar bahwa HT telah memukuli salah satu guru saat mendatangi sekolah tersebut.

Justru, kata Roem, saat perdebatan terjadi salah seorang guru malah mengeluarkan kata-kata tak pantas hingga memancing emosi HT.

"Penganiayaan tidak ada. Mereka sudah lapor bahwa ibu (guru) itu didorong, tapi itu karena bahasanya yang tak pantas diucapkan sehingga istri polisi ini mendorongnya, tapi tidak ada pemukulan di situ," katanya.

Baca juga: Wartawan di Maluku Tenggara Dianiaya, Diduga Terkait Pemberitaan

Pengakuan HT

Terkait kejadian itu, HT mengakui bahwa ia mendatangi sekolah untuk melayangkan protes karena kegiatan imunisasi kepada para siswa di sekolah tidak disosialisasi kepada orangtua siswa.

"Tidak ada sosialisasi dari pihak sekolah sehingga saya marah dan mendatangi sekolah," katanya.

Ia juga mengakui anaknya yang saat ini duduk di kelas 6 itu memiliki riwayat tipes dan juga asma, sehingga sebagai orangtua ia sangat khawatir dengan kondisi kesehatan anaknya yang mendapat imunisasi tanpa persetujuannya.

HT mengatakan, setelah mengikuti imunisasi, kondisi kesehatan anaknya justru menurun. Ia terpaksa membawa anaknya ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.

"Setelah imunisasi itu saya bawa lagi anak saya ke rumah sakit karena kondisisinya menurun. Dokter bilang ke saya penanganannya harus secepat mungkin dan harus diinfus," ujarnya.

Soal apakah kondisi kesehatan anaknya itu menurun karena menerima vaksin, HT mengaku masih menunggu konfirmasi dari dokter yang menangani.

"Dia satu hari opname di rumah sakit, nanti kita tunggu konfirmasi dari dokter," ujarnya.

Pihak sekolah menyesalkan

Sekretaris yayasan di sekolah tersebut, John Dumatubun mengaku sangat menyesalkan adanya orangtua siswa yang melakukan aksi protes secara berlebihan di sekolah.

"Prinsipnya kami menyesalkan tindakan ini terjadi, harusnya ibu itu datang baik-baik dan bicara, kalau memang ada kesehalan prosedural disampaikan dan mari kita selesaikan baik-baik," ungkapnya kepada wartawan.

Baca juga: Empat Kabupaten di Maluku Bakal Terima Status Eliminasi Malaria

Ia menyebut, aksi HT mendatangi sekolah sambil mengamuk sangatlah berlebihan, apalagi HT merupakan istri seorang polisi.

"Yang kami sesali suaminya seorang anggota polisi bidang Propam lagi tidak bisa memberikan edukasi yang baik kepada ibu malah turut melakukan kegiatan tidak menyenangkan malah sampai ancaman. Itu tidak benar," ungkapnya.

Atas kejadian itu, pihaknya telah menempuh jalur hukum dengan melaporkan HT dan suaminya ke pihak berwajib.

"Proses ini harus diselesaikan dengan proses hukum yang berlaku, kan prosesnya sudah di Polda biarlah prosesnya berjalan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Regional
Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Regional
Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Regional
Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Regional
3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

Regional
Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Regional
Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com