Menurut Andris, pihak keluarga dari 8 nelayan yang hilang tersebut kini sudah dapat menerima hilangnya para korban setelah selama 9 hari pencarian ternyata tim dan rekan nelayan masih juga belum berhasil menemukan keberadaan mereka.
“Keluarga sudah dapat menerima karena setelah diperpanjang dua hari ternyata masih nihil,” tutur dia.
Andris membenarkan bahwa setelah 5 hari pertama pencarian tidak membuahkan hasil, keluarga dan kerabat korban menggelar ritual kebatinan dengan maksud membantu proses pencarian.
Ritual tersebut, kata dia, berupa pembacaan doa-doa disertai prosesi pelarungan benda-benda pribadi milik para korban.
“Ya, betul. Keluarga banyak melakukan ritual di Pantai Gayasan dan lainnya dengan melarung bantal dan pakaian para korban,” ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, dua perahu nelayan yang berangkat dari Pantai Prigi, Trenggalek, Rabu (6/9/2023) sore terguling dan pecah usai dihantam obak besar di perairan selatan Kabupaten Blitar setelah sekitar 4 jam melaut.
Baca juga: Pencarian 8 Nelayan yang Hilang di Laut Selatan Blitar Diperluas hingga 40 Kilometer
Dari 23 nelayan, sebanyak 8 orang hilang dan 15 sisanya termasuk 2 nahkoda perahu berhasil menyelamatkan diri dan terdampar bersama dua perahu yang rusak di Pantai Gayasan, Kabupaten Blitar.
Delapan nelayan yang hilang adalah Asrofi, Dio, Juki, Tris, Anggur, Ali, Manto, Didik, dan Imam.
Menjelang berakhirnya masa pencarian, pihak keluarga dan kerabat para korban meminta penambahan 2 hari masa pencarian sehingga total operasi pencarian menjadi 9 hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.