Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerja Migran Asal Sumbawa Barat Meninggal di Arab Saudi Setelah 10 Tahun Tak Pulang

Kompas.com - 31/08/2023, 06:21 WIB
Susi Gustiana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SUMBAWA, KOMPAS.com - Satria binti Masri (49), pekerja migran Indonesia asal Desa Tebo, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat (NTB), dikabarkan meninggal dunia di Riyad, Arab Saudi. Kini, otoritas berwenang di Sumbawa Barat sedang berkoordinasi untuk pemulangan jenazah.

Kabar meninggalnya Satria membuat keluarga di Sumbawa Barat merasakan kehilangan yang sangat mendalam. Satria sudah bekerja selama 10 tahun sebagai petugas kebersihan di asrama polisi di Kota Jeddah, Arab Saudi. Ia dikenal sebagai sosok yang baik, penyabar dan bersahaja.

"Kakak saya dalam proses pulang ke Indonesia saat terakhir kami komunikasi via telepon. Tapi takdir almarhumah sakit dan meninggal di sana," kata Lili Suryani (33), adik kandung almarhumah saat dikonfirmasi Rabu (30/8/2023) malam.

Baca juga: Karantina Sumbawa Gagalkan Penyelundupan 96 Burung Bersuara Merdu 

Menurut Lili, sang kakak selama ini lancar berkomunikasi dengan keluarga. Tekad merantau ke Arab Saudi karena ingin membantu ekonomi keluarga.

Bekerja di asrama polisi membuat Satria memiliki gaji yang lebih dari cukup. Bahkan Satria kerap membantu Lili saat ada keperluan darurat dan membutuhkan pinjaman uang.

"Kakak rajin kirimi uang ketika saya lagi butuh bantuan. Saya sangat kehilangan saudara yang baik dan tulus," suara Lili mulai terisak.

Baca juga: Tersangka Korupsi di Sumbawa Barat Siap Bongkar Aliran Dana ke Pejabat

Satria berangkat ke Arab Saudi dari Kabupaten Sumbawa. Sebab, saat itu ia menikah dengan warga Desa Mapin, Kecamatan Alas Barat, Kabupaten Sumbawa.

Biduk rumah tangga keduanya ternyata tidak berjalan mulus dan memilih bercerai, sehingga almarhumah pindah ke Desa Tebo, Sumbawa Barat.

"Asal kami dari Lombok. Setelah cerai kakak saya pindah ke Desa Tebo, Sumbawa Barat, karena banyak keluarga tinggal di sini juga," sebut Lili.

Tangisnya pecah begitu saja. Sang kakak tidak pernah pulang lagi ke Indonesia selama 10 tahun. Mungkin karena merasa nyaman bekerja di sana.

Ia tidak bisa lagi melanjutkan obrolan karena terus menangis.

Ilustrasi pekerja migran, buruh migran.SHUTTERSTOCK/hei iyoet Ilustrasi pekerja migran, buruh migran.
Kepala Desa Tebo Abdul Wahab, yang masih sepupu dengan almarhumah, mengatakan, kabar meninggalnya Satria diketahui keluarga pada hari Sabtu (26/8/2023) lalu.

Almarhumah meninggal dunia lantaran sakit dan sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Riyad, Arab Saudi.

"Informasi yang kami terima penyebab kematian karena sakit. Anggota polisi di asrama membantu membawa ke rumah sakit. Di rumah sakit tak lama kemudian meninggal," kata Wahab.

Baca juga: Pekerja Migran Asal Cianjur Disekap Majikan di Riyadh, Keluarga Mengadu ke Jokowi

Pihak keluarga sendiri berharap jenazah almarhumah dapat dipulangkan ke Indonesia. Saat ini pihak keluarga dibantu rekan almarhumah yang ada di Riyad dan KBRI di Arab Saudi tengah mengurus proses pemulangan ini.

"Kami juga sudah meminta bantuan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi KSB, untuk membantu proses pemulangan jenazah ini agar bisa dimakamkan di Desa Tebo. Suratnya sudah kita ajukan secara resmi," jelas Wahab.

Ia berharap, para pihak terkait dapat membantu proses pemulangan tersebut. Tentunya dalam waktu yang tidak terlalu lama.

"Semoga pihak yang berwenang menangani masalah ini bisa ikut membantu, agar almarhumah bisa dimakamkan di Desa Tebo, Sumbawa Barat," harapnya.

Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Slamet Riadi membenarkan telah menerima surat permintaan dari pihak keluarga agar jenazah Satria dipulangkan ke Sumbawa Barat.

"Kami sudah berkoordinasi dengan para pihak terkait, agar proses pemulangan jenazah ini bisa segera ditangani," kata Slamet saat dikonfirmasi Rabu (30/8/2023).

Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Nusa Tenggara Barat (NTB), Mangiring Hasoloan Sinaga mengatakan akan berkoordinasi dengan para pihak untuk proses pemulangan.

"Kami upayakan yang terbaik. Kami turut berduka cita. Kepada keluarga mohon bersabar karena mesti ditunggu proses administrasi dan prosedur," kata Sinaga saat dikonfirmasi Rabu (30/8/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tangkap 3 Pemuda di Ambon,  Polisi Sita 13 Paket Sabu dan Sintetis

Tangkap 3 Pemuda di Ambon, Polisi Sita 13 Paket Sabu dan Sintetis

Regional
Gara-gara Warisan, Anak Robohkan Rumah Orangtuanya dengan Buldozer di Malang

Gara-gara Warisan, Anak Robohkan Rumah Orangtuanya dengan Buldozer di Malang

Regional
Kirab Waisak 23 Mei: Akses Sekitar Candi Borobudur Ditutup, Berikut Jalur Alternatifnya

Kirab Waisak 23 Mei: Akses Sekitar Candi Borobudur Ditutup, Berikut Jalur Alternatifnya

Regional
WN Bangladesh Ditangkap karena Selundupkan Orang dari NTT ke Australia, Tawarkan Jasa lewat TikTok

WN Bangladesh Ditangkap karena Selundupkan Orang dari NTT ke Australia, Tawarkan Jasa lewat TikTok

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Sosok Ayah di Empat Lawang yang Banting Bayinya hingga Tewas, Masih Berusia 18 Tahun, Sering Aniaya Istri

Sosok Ayah di Empat Lawang yang Banting Bayinya hingga Tewas, Masih Berusia 18 Tahun, Sering Aniaya Istri

Regional
Jadi Korban Banjir Sumbar, Ritawati: Saya Terus Memimpikan Suami yang Hilang

Jadi Korban Banjir Sumbar, Ritawati: Saya Terus Memimpikan Suami yang Hilang

Regional
Penampungannya Jadi Venue PON, Pengungsi Rohingya Dipindah dari Banda Aceh

Penampungannya Jadi Venue PON, Pengungsi Rohingya Dipindah dari Banda Aceh

Regional
Ada Perayaan Waisak 2024, Jam Kunjungan Wisata Candi Borobudur Berubah

Ada Perayaan Waisak 2024, Jam Kunjungan Wisata Candi Borobudur Berubah

Regional
Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Belasan Warung Remang-remang di Brebes Disegel Warga

Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Belasan Warung Remang-remang di Brebes Disegel Warga

Regional
Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Regional
Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Regional
Berkunjung ke Aceh, Menpora Diminta Tambah Anggaran PON Rp 531 Miliar

Berkunjung ke Aceh, Menpora Diminta Tambah Anggaran PON Rp 531 Miliar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com