Tekab 308 memantau sekitar dua hari dua malam di lokasi sambil berusaha mengumpulkan informasi.
Saat memantau itu, tim merasa curiga dengan sekelompok orang yang juga beberapa kali terlihat di lokasi itu.
"Wah kita pikir, kita dipantau nih sama kelompoknya si tersangka. Kita siap-siap buat (menghadapi) kemungkinan terburuk," kata DRZ.
Baca juga: Mengaku Polisi, 4 Begal Aniaya dan Rampas Ponsel Korban di Bandung
DRZ lantas meminta tim penyergap memastikan informasi keberadaan tersangka. Begitu ada peluang, tim langsung menyerbu hingga terjadi baku tembak.
"Kita enggak mau keduluan, harus ngambil keputusan saat itu juga, karena kita pikir lagi dipantau sama kelompoknya si tersangka itu," kata dia.
Tersangka Afdian tewas dalam baku tembak ketika penyergapan.
Setelah operasi itu selesai, baru diketahui kelompok yang memantau Tekab 308 ternyata tim buser dari Polda Sumatera Selatan (Sumsel).
"Udah saling pantau, ternyata anggota juga, kita udah sangka kelompoknya (tersangka). Mungkin kami juga disangka kelompok begal oleh mereka," kata DRZ sambil tertawa mengenang kejadian itu.
Baca juga: Sepi Pesanan, Tukang Gali Kubur di Palembang Jadi Begal
Belakang diketahui tersangka Afdian juga buronan Polda Sumsel. Bahkan lima hari setelah kejadian di Lampung, Afdian juga melakukan kejahatan di wilayah OKU Timur pada Jumat (25/1/2022) pagi.
Ia menembak korban yang bernama Budi Sadmoko (35) di tugu perbatasan antara Desa Cahya Makmur, Kabupaten OKI, dan Desa Cahya Bumi, Kabupaten OKU Timur.