Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Kekurangan Air Bersih, Warga Wonosari Semarang Terpaksa "Ngangsu" di Mushala

Kompas.com - 29/08/2023, 18:45 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Satu minggu lebih warga Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) kekurangan air bersih. Hal itu memaksa warga ambil air di mushala terdekat.

Lurah Wonosari, Dimas Nofa mengatakan, ada ratusan warga yang tinggal di tiga wilayah RW 10 membutuhkan bantuan air bersih. Hingga minggu lalu, sudah ada lima tangki air yang membantu.

"Total ada lima tangki dari Badan Penanggalan Bencana Daerah (BPBD) dan Palang Merah Indonesia (PMI)," jelasnya saat ditemui di lokasi, Selasa (29/8/2023).

Baca juga: 247 KK di Jember Alami Kekurangan Air Bersih akibat Sumur Mengering

Dia menjelaskan, daerah yang mengalami kekurangan air justru yang letaknya berada di dataran tinggi. Sementara, warga yang berada di dataran rendah airnya masih cukup.

"Itulah yang menyebabkan warga yang mengalami kekurangan air ngangsu air di mushala," kata dia.

Untuk itu, dia berharap agar PDAM Kota Semarang dapat segera menyambungkan jalur dalam yang berasal dari dataran rendah ke dataran tinggi. "Sekarang baru jalur luar yang selesai," paparnya.

Sementara itu, Kabid Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Patrick Yudhistira menambahkan, saat ini beberapa lokasi mulai bermunculan yang minta bantuan air.

"Selama ini rata-rata dikoordinir kelurahan ya. Beberapa kelurahan sudah mengajukan permohonan bantuan air," jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Dia menjelaskan, peristiwa kekurangan air yang terjadi di beberapa lokasi itu disebabkan karena fenomena El Nino yang menyebabkan kemarau panjang tak hanya di Kota Semarang, melainkan di seluruh Indonesia.

Baca juga: Kekeringan, 18 Desa di Lumajang Kekurangan Air Bersih

"Sekarang daerah yang mengusulkan bantuan semakin banyak," kata dia.

Berdasarkan data BPBD Kota Semarang daerah yang membutuhkan bantuan air meliputi Kelurahan Penggaron Kidul, Kelurahan Jabungan, Kelurahan Gabangsari, Kelurahan Rowosari, Kelurahan Wonoplumbon, Kelurahan Gedawang, Kelurahan Gondoriyo dan Kelurahan Wonosari.

"Saat ini daerah-daerah itu sudah kita beri bantuan air," paparnya.

Karena keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Semarang, saat ini dia juga bekerja sama dengan pihak swasta melalui bantuan corporate social responsibility atau CSR.

Baca juga: Efek Kemarau Panjang, 100 Keluarga di Gondoriyo Semarang Kekurangan Air Bersih

"Sekarang sudah banyak bantuan swasta melalui CSR karena memang dibutuhkan masyarakat dan bantuan itu langsung disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan," imbuh dia.

Selain itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti juga sudah berkomunikasi dengan kementerian agar memberikan bantuan air kepada warga Kota Semarang yang kekurangan.

"Rencananya awal bulan depan. Harapan kami bisa lebih cepat melihat kondisi warga sudah kekeringan berkepanjangan," ungkap Patrick.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kerugian Kasus Timah Capai Rp 300 T, Kuasa Hukum: Dihitung sejak Kerajaan Sriwijaya

Kerugian Kasus Timah Capai Rp 300 T, Kuasa Hukum: Dihitung sejak Kerajaan Sriwijaya

Regional
Kisah Kampung Bunga Bugenvil Purworejo, Bikin Pemuda Tak Merantau, Raup Omzet Puluhan Juta Berkat 'Live' TikTok

Kisah Kampung Bunga Bugenvil Purworejo, Bikin Pemuda Tak Merantau, Raup Omzet Puluhan Juta Berkat "Live" TikTok

Regional
Beredar Pesan Perbaikan Jaringan Listrik 8 Hari, PLN Lampung: Hoaks

Beredar Pesan Perbaikan Jaringan Listrik 8 Hari, PLN Lampung: Hoaks

Regional
55 PMI yang Dideportasi dari Malaysia Dipulangkan ke NTT

55 PMI yang Dideportasi dari Malaysia Dipulangkan ke NTT

Regional
Perkosa Siswi SD, Remaja di Lampung Terancam Penjara 15 Tahun

Perkosa Siswi SD, Remaja di Lampung Terancam Penjara 15 Tahun

Regional
Pelaku Pengeroyokan Siswa di Kota Batu Dikeluarkan dari Sekolah, Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Pelaku Pengeroyokan Siswa di Kota Batu Dikeluarkan dari Sekolah, Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Regional
Gempa M 5,7 di Nias Selatan Terasa hingga ke Padangsidimpuan, Warga Panik

Gempa M 5,7 di Nias Selatan Terasa hingga ke Padangsidimpuan, Warga Panik

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa, Warga Pandeglang Divonis 12 Tahun Penjara

Bunuh 6 Badak Jawa, Warga Pandeglang Divonis 12 Tahun Penjara

Regional
Diduga Bagi-bagi Duit ke PPK-Panwascam, Komisioner KPU-Bawaslu Brebes Dilaporkan ke DKPP

Diduga Bagi-bagi Duit ke PPK-Panwascam, Komisioner KPU-Bawaslu Brebes Dilaporkan ke DKPP

Regional
2 WN Papua Nugini dan 2 WNI Ditangkap dalam Kasus Kepemilikan Ganja di Keerom

2 WN Papua Nugini dan 2 WNI Ditangkap dalam Kasus Kepemilikan Ganja di Keerom

Regional
Soal Kompensasi 4,3 Juta Pelanggan Sumbagsel, PLN: Kami Fokus Penormalan Dulu

Soal Kompensasi 4,3 Juta Pelanggan Sumbagsel, PLN: Kami Fokus Penormalan Dulu

Regional
Wakili MHA Punan Batu Benau Sajau Terima Kalpataru, Bupati Bulungan: Mereka Jaga Kelestarian Hutan

Wakili MHA Punan Batu Benau Sajau Terima Kalpataru, Bupati Bulungan: Mereka Jaga Kelestarian Hutan

Regional
Banjir Terjang Ambon, Puluhan Rumah Terendam dan Jalanan bak Sungai

Banjir Terjang Ambon, Puluhan Rumah Terendam dan Jalanan bak Sungai

Regional
Gelar FGD soal Optimalisasi Pengelolaan Migas, Bupati Arief Apresiasi Forum Pemred Media Blora

Gelar FGD soal Optimalisasi Pengelolaan Migas, Bupati Arief Apresiasi Forum Pemred Media Blora

Regional
Baru Bebas, Pemuda di Kupang Kembali Dipenjara karena Mencuri untuk Makan

Baru Bebas, Pemuda di Kupang Kembali Dipenjara karena Mencuri untuk Makan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com