SEMARANG, KOMPAS.com - Ahmad, warga RW 003 Dukuh Kongkong, Wonoplumbon, Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), terpaksa mandi satu hari sekali karena kekurangan air.
Dia mengaku sudah mulai kekurangan air sejak Juli 2023. Saking seringnya, saat ini dia sudah mulai terbiasa mandi satu hari sekali.
"Susah air, padahal sumurnya sudah dua," jelasnya saat ditemui di sumber air Dukuh Kongkong, Kamis (3/8/2023).
Baca juga: Kekeringan Landa Wonogiri, Debit Air Menurun, Pemkab Bangun Sumur
Selama musim kemarau, Ahmad juga pernah tak mendapatkan air selama lima hari. Hal itu membuatnya pusing karena air merupakan kebutuhan pokok baginya.
"Iya pernah kesulitan air lima hari. Airnya kurang," paparnya.
Menurutnya, ketika datang musim kemarau, air di Dukuh Kongkong memang selalu kurang. Hanya saja, lanjutnya, kemarau tahun ini lebih parah jika dibandingkan tahun sebelumnya.
"Di Kongkong setiap tahun sejak saya kecil sudah kesulitan air. Air bersih kurang mencukupi. Sudah sejak bulan Juli, musim kemarau agak parah sedikit," kata dia.
Terkadang saat sulit mendapatkan air, dia terpaksa mengambil air di belik atau sumber air kecil yang ada di kampungnya.
"Jadi saya harus irit. Kadang ngambil dari belik-belik. Mandi sehari sekali, ditakar untuk satu ember. Untuk minum beli isi ulang," paparnya.
Hal yang sama juga dikatakan Rio warga RW 003 Dukuh Kongkong yang lain. Menurutnya, warga yang tinggal di daerahnya banyak yang mengandalkan air dari pamsimas.
Namun, air yang dari pamsimas hanya mengalir dua hari sekali. Hal itu membuat warga terpaksa berhemat menggunakan air.
"Nyalanya satu hari sekali, sekarang nyala, besoknya nggak nyala. Besoknya nyala lagi," imbuh dia.
Baca juga: BPBD: Sudah Ada 11 Kejadian Kekeringan di 5 Wilayah Jabar
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Bambang Haryanto mengatakan, wilayah yang minta bantuan sekarang sudah bertambah menjadi tiga kelurahan.
"Ada tiga wilayah yang kekurangan air bersih seperti Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik, Kelurahan Rowosari, Kecamatan Pedurungan dan Kelurahan Wonoplumbon, Kecamatan Mijen," jelasnya saat dikonfirmasi via telepon.
Dia menjelaskan, untuk Kelurahan Jabungan dan Rowosari kondisinya memang kekurangan air karena cuaca ekstrem. Intensitas hujan yang mulai jarang terjadi juga turut berpengaruh.