Terbentuk secara tektonik, Pegunungan Meratus mulai terangkat pada Miosen Akhir dan efektif membatasi Cekungan Barito di sebelah baratnya pada Plio-Pleistosen (Satyana).
Pegunungan ini kemungkinan telah terbentuk sejak era Paleogen dan diperkirakan berumur Yura (sekitar 150-200 juta tahun yang lalu).
Geolog dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Joko Susilo mengatakan bahwa Meratus merupakan geopark yang unik.
Joko menyebut bahwa Pegunungan Meratus menjadi pusat pertemuan lempeng-lempeng yang sudah berumur lebih dari 180 juta tahun.
"Meratus dan Kalsel merupakan wilayah pertemuan lempeng-lempeng, ada yang mencuat ke atas dan ke bawah. Ada juga yang tergencet hingga menjadi pegunungan tinggi dan menjadi kelebihan tempat ini dibandingkan daerah lain," kata Joko.
Hal ini membuat bentuk Pegunungan Meratus yang membentuk Provinsi Kalsel seperti sekar sangat jarang ditemukan di muka bumi.
Selain itu, Pegunungan Meratus memiliki kekayaan kenampakan alam serta keragaman hayati.
Beberapa kenampakan alam yang menjadi obyek wisata seperti Air Terjun Bajuan, Air Terjun Barajang, Air Terjun Belawaian, Air Terjun Hanai, Air Terjun Haratai, hingga Air Terjun Manding Tangkaramin.
Ada pula mata air panas Batu Bini, Hantakan, dan Taruhi serta Goa Air Kukup, Baramban, Batu Hapu, Berangin, dan Liang Udud.
Keragaman hayati di Pegunungan Meratus meliputi dua anggrek hutan yang dilindungi yaitu anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) dan anggrek sendok (Spathoglottis urea).
Pegunungan ini juga menjadi habitat bagi satwa endemik Pulau Kalimantan yaitu bekantan, burung enggang, kera abu-abu, beruang madu, kijang pelaihari, rusa sambar, dan owa.
Sumber:
indonesia.go.id
desdm.kalselprov.go.id
kalsel.antaranews.com
meratusgeopark.org
meratusgeopark.org