Salin Artikel

Pegunungan Meratus, Pemilik Puncak Tertinggi di Kalimantan

KOMPAS.com - Pegunungan Meratus adalah kawasan pegunungan yang lokasinya berada di tenggara Pulau Kalimantan.

Membelah Provinsi Kalimantan Selatan menjadi dua bagian, pegunungan ini melewati 8 dari 13 kabupaten di Kalimantan Selatan.

Pegunungan Meratus terbentang seluas sekitar 600 kilometer persegi dari arah barat daya-timur laut dan membelok ke utara hingga perbatasan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

Tempat Tinggal Suku Dayak Meratus

Dilansir dari laman meratusgeopark.org, Suku Dayak Meratus atau Suku Dayak Bukit adalah penghuni asli kawasan Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan.

Sejak dahulu mereka adalah salah satu dari sekian banyak sub suku Dayak yang tinggal dan melakukan pengelolaan di wilayah Meratus.

Suku Dayak Meratus memiliki kebudayaan dan kepercayaan sendiri yang dikenal dengan nama Balian yang bersifat lisan sehingga tidak ditemukan adanya buku atau kitab tertentu terkait kepercayaan tersebut.

Suku Dayak Meratus diketahui menghuni beberapa kecamatan yang terletak di Pegunungan Meratus, Kabupaten Banjar, Kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin, Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kotabaru.

Pemilik Puncak Tertinggi di Kalimantan

Tidak banyak yang tahu jika di Pegunungan Meratus adalah pemilik puncak tertinggi di Kalimantan.

Padahal di Pegunungan Meratus terdapat Gunung Halau-Halau yang menjadi puncak tertinggi di Kalimantan dengan ketinggian 1.901 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Pegunungan ini masuk ke dalam kawasan Geopark Meratus, yang meliputi wilayah Pegunungan Meratus, Cekungan Barito, dan Cekungan Asam-Asam.

Masuk dalam Kawasan Geopark Meratus

Dilansir dari laman Antara, Geopark Meratus yang diresmikan pada 24 Februari 2019 oleh Gubernur Kalimantan Selatan saat itu H. Sahbirin Noor, setelah sebelumnya pada 30 November 2018 telah ditetapkan sebagai kawasan geopark nasional.

Geopark ini juga disebut menjadi salah satu laboratorium alam tertua di Indonesia. Hal ini karena Pegunungan Meratus memiliki sejarah geologi yang kompleks, sehingga menarik bagi ahli kebumian untuk melakukan riset.

“Kita bisa mempelajari sejarah bumi dari Pegunungan Meratus. Karena di sini ada bukti-bukti terjadinya proses geologi, yaitu tumbukan antara lempeng benua dan samudera pada 200 juta tahun yang lalu," ungkap peneliti Pusat Survei Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ruly Setiawan kepada Antara, 25 Februari 2022.

Sebagai salah satu bukti, terdapat berbagai riset dan jurnal yang membahas hal ini. Terdapat pula temuan jejak awal peradaban manusia, dengan temuan fosil manusia purba di beberapa goa.

Dilansir dari laman indonesia.go.id, Pegunungan Meratus merupakan hamparan ofiolit tertua di Indonesia terdiri dari susunan batuan ultramafik, malihan, melange, dan terobosan.

Terbentuk secara tektonik, Pegunungan Meratus mulai terangkat pada Miosen Akhir dan efektif membatasi Cekungan Barito di sebelah baratnya pada Plio-Pleistosen (Satyana).

Pegunungan ini kemungkinan telah terbentuk sejak era Paleogen dan diperkirakan berumur Yura (sekitar 150-200 juta tahun yang lalu).

Geolog dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Joko Susilo mengatakan bahwa Meratus merupakan geopark yang unik.

Joko menyebut bahwa Pegunungan Meratus menjadi pusat pertemuan lempeng-lempeng yang sudah berumur lebih dari 180 juta tahun.

"Meratus dan Kalsel merupakan wilayah pertemuan lempeng-lempeng, ada yang mencuat ke atas dan ke bawah. Ada juga yang tergencet hingga menjadi pegunungan tinggi dan menjadi kelebihan tempat ini dibandingkan daerah lain," kata Joko.

Hal ini membuat bentuk Pegunungan Meratus yang membentuk Provinsi Kalsel seperti sekar sangat jarang ditemukan di muka bumi.

Keragaman Alam dan Hayati di Pegunungan Meratus

Selain itu, Pegunungan Meratus memiliki kekayaan kenampakan alam serta keragaman hayati.

Beberapa kenampakan alam yang menjadi obyek wisata seperti Air Terjun Bajuan, Air Terjun Barajang, Air Terjun Belawaian, Air Terjun Hanai, Air Terjun Haratai, hingga Air Terjun Manding Tangkaramin.

Ada pula mata air panas Batu Bini, Hantakan, dan Taruhi serta Goa Air Kukup, Baramban, Batu Hapu, Berangin, dan Liang Udud.

Keragaman hayati di Pegunungan Meratus meliputi dua anggrek hutan yang dilindungi yaitu anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) dan anggrek sendok (Spathoglottis urea).

Pegunungan ini juga menjadi habitat bagi satwa endemik Pulau Kalimantan yaitu bekantan, burung enggang, kera abu-abu, beruang madu, kijang pelaihari, rusa sambar, dan owa.

Sumber:
indonesia.go.id  
desdm.kalselprov.go.id  
kalsel.antaranews.com  
meratusgeopark.org  
meratusgeopark.org  

https://regional.kompas.com/read/2023/08/20/231609978/pegunungan-meratus-pemilik-puncak-tertinggi-di-kalimantan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke