JAYAPURA, KOMPAS.com - Landasan Bandara Batom di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, mengalami erosi di bagian sisi kanan saat pesawat perintis mendarat.
Dalam unggahan video yang di-upload Kapten Widiavianto melalui akun Instagram @widiavianto pada Sabtu (12/8/2023), memperlihatkan sisi kanan Bandara Batom yang mengalami erosi lantaran sungai yang berada di sampingnya.
"Di tengah tahun 2021, mulai terjadi erosi karena aliran air dari sungai yang melebar yang terletak di samping landasan," kata Kapten Widiavianto melalui akun Instagramnya, yang dikutip Kompas.com, Senin (14/8/2023).
Baca juga: KKB Tembaki Pos Brimob Polda Papua di Yahukimo, Papua Pegunungan
Menurutnya, landasan pacu (runway) di Batom sebelumnya memiliki panjang kurang lebih 800 meter. Ada sekitar 400 meter yang tidak terkena erosi.
"Setelah pesawat melambat mengarah ke kiri untuk menghindari bagian erosi dan dilanjutkan ke arah apron bandara," tutur Widiavianto.
Baca juga: PLBN Ke-4 Papua Diusulkan Ada di Distrik Batom
Sedangkan untuk terbang (take off), kata Widia, salah satu opsi adalah tetap line up dari ujung runway 07, sehingga bisa terbang.
"Moncong pesawat tidak lurus dengan garis tengah, melainkan condong ke sisi yang tidak terkena erosi," ujar pilot pesawat perintis AMA tersebut.
Widiavianto menjelaskan, seperti lapangan terbang lainnya, Bandara Batom dulu merupakan lapangan terbang misionaris dan landasan sebelumnya adalah rumput.
"Kalau tidak salah pekerjaan untuk diaspal dimulai di tahun 2013-2014 untuk pengaspalan landasan," jelasnya.
Batom terletak dekat dengan perbatasan RI-Papua Nugini dan selain dengan pesawat udara, akses lain untuk masuk dan keluar dari Batom adalah jalan darat atau melalui sungai dengan perahu.
"Cerita yang pernah saya dengar untuk ke Jayapura misalnya tidak dengan pesawat, maka alternatif lain adalah melalui sungai dengan perahu ke Distrik Senggi, Kabupaten Keerom. Lalu dari sana dilanjutkan dengan mobil ke Jayapura sekitar 5 jam perjalanan," beber Widiavianto.