Hanya mobil-mobil travel yang seolah berlomba menjadi yang tercepat. Kami tidak terpancing turut memijak dalam pedal gas. Mobil kami hanya melaju di kecepatan antara 60-80 Km per jam.
Baca juga: Jalan Berliku Menuju Atambua, Perjalanan Bak di Film Fast and Furious
Kami tak ingin gegabah. Sebab, nasi ayam dan kopi susu di rumah makan Bintangor, Jalan Simpang Sosok, Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggu telah menunggu di depan.
Pelan tapi pasti, sembari mendengarkan lagu-lagu hits Indonesia era 1990-an, kami tiba di rumah makan Bintangor pada pukul 20.40 WIB.
Rumah makan Bintangor adalah salah satu kedai pemberhentian favorit. Buka selama 24 jam, di tempat ini pilihan makanannya komplet, mulai dari nasi lengkap, bakso, sop tulang, pecel lele, hingga nasi ayam. Parkirannya pun luas. Makanya, tempat ini jarang sepi pengunjung.
Namun, yang paling khas dari semua itu adalah kopi susunya. Dengan racikan yang pas, perpaduan rasa pahit kopi dan manis krim kental manis, kopi susu Bintangor adalah obat ampuh untuk membuat mata kantuk kembali terang. Badan-badan yang lemas selama perjalan pun perlahan pulih seperti sediakala.
Usai menyantap nasi ayam dan menyeruput perlahan kopi susu yang masih hangat itu, kami mulai menyiapkan diri melanjutkan perjalanan.
Dari simpang Sosok ke PLBN Entikong masih harus menempuh perjalanan selama 2-3 jam. Sekitar pukul 22.20 WIB kami kembali berangkat.
Tidak ada hambatan berarti kali ini. Sepanjang perjalanan, kami menikmati mulusnya jalan lintas perbatasan. Kilau lampu pembatas jalan membantu menuntun kami menuju tempat peristirahatan, yaitu Wisma Indonesia Entikong.
Baca juga: PLBN Skouw, Wajah Indonesia di Negeri Ufuk Timur Papua
Kami tiba di penginapan, Rabu (16/8/2023). Jam telah menunjukkan waktu hampir pukul 01.00 WIB. Tanpa banyak basa-basi kami menuju ke kamar masing-masing yang telah dipersiapkan. Memejamkan mata sejenak untuk memulai aktivitas selanjutnya.
Sebagai informasi, lima jurnalis Kompas.com menyambangi lima lokasi PLBN dalam rangkaian perjalanan pada kurun 14-19 Agustus 2023.
Kelima jurnalis ini—Wasti Samaria Simangunsong, Hendra Cipta, Zintan Prihatini, Roberthus Yewen, dan Tria Sutrisna—bertolak ke PLBN Sei Nyamuk di Nunukan, Kalimantan Utara; PLBN Entikong di Sanggau, Kalimantan Barat; PLBN Motaain di Belu, Nusa Tenggara Timur; PLBN Skouw di Jayapura, Papua; serta PLBN Yetetkun di Boven Digoel, Papua Selatan.
"Dalam rangka perayaan kemerdekaan, Kompas.com mengangkat kisah-kisah perbatasan ini antara lain karena perbatasan merupakan salah satu program prioritas pemerintahan Jokowi," tutur Fabian Januarius Kuwado, produser peliputan khusus ini, Senin (14/8/2023).
Peliputan khusus di lima lokasi perbatasan ini merupakan kolaborasi Kompas.com dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).
Catatan perjalanan dan kisah dari perbatasan akan tersaji di Kompas.com dalam liputan khusus "Merah Putih di Perbatasan", yang mulai tayang pada Selasa (15/8/2023).
"Menjelang akhir periode jabatan Jokowi, kita tengok kembali kondisi perbatasan. Kami akan meliput juga momentum 17 Agustus di pos-pos perbatasan itu," tutur Fabian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.