Spanyol melewati jalur dari Eropa ke arah Atlantik. Sedangkan Portugis melalui Samudra Hindia.
"Di situlah akhirnya yang mencapai India pertama orang Portugis. Dari India diketahui wilayah penghasil pala (Kepulauan Maluku) mereka sebutnya East Hindia. Ada semua (rempah), dari Banda sampai ke Halmahera," katanya.
Pada abad ke-16, muncul kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Baca juga: Beragam Cara Menuju Desa Negeri Hila Maluku, Titik Nol Jalur Rempah
Di Kepulauan Maluku, muncul kesultanan seperti Tidore, Ternate, Jailolo. Saat itu, kerajaan Islam mulai mengontrol perdagangan rempah.
"Bangsa asing saling berkompetisi sehingga Belanda, Portugis, India, Inggris, Spanyol pada datang ke sini. Mereka kemudian melakukan pendekatan dengan membentuk koalisi dengan kerajaan-kerajaan," katanya.
Sri mengungkapkan, Portugis mulanya berkoalisi dengan Ternate lalu diambil alih oleh Belanda. Tidore berkoalisi dengan Inggris.
"Mereka saling bersaing memperebutkan wilayah," katanya.
Baca juga: Cara Menanam Safron, Rempah Termahal di Dunia
Sri Margana mengungkapkan, ada sejumlah alasan mengapa rempah menjadi objek perburuan bangsa Eropa.
Pada saat yang sama atau sekitar abad ke-15, terjadi wabah black death yang menewaskan ratusan orang di Eropa.
Rempah menjadi sebuah harapan bagi mereka.
"Justru rempah-rempah pertama di Eropa dipakai untuk kesehatan," katanya.
Rempah juga digunakan untuk memenuhi hasrat lidah bangsa Eropa.
"Dulu orang Eropa sebelum menemukan rempah kalau makan daging ya pakai garam. Setelah mereka menemukan rempah seperti kecanduan. Sehingga ekspedisi maritim Eropa abad ke-16 dan ke-17 itu banyak didorong hasrat memenuhi lidah orang Eropa dan juga gaya hidupnya," ujarnya.
Tak hanya itu, rempah ternyata juga menjadi simbol strata kebangsawanan Eropa. Tingkat kebangsawanan seseorang dianggap lebih tinggi jika mereka memiliki rempah yang tersaji di meja makan.
"Rempah juga dipakai sebagai wewangian, ritual, dan kegiatan religius," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.