Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Penerapan Pancasila sebagai Dasar Negara pada Masa Awal Kemerdekaan dan Tantangannya

Kompas.com - 26/07/2023, 16:06 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Penerapan Pancasila sebagai dasar negara pada masa awal kemerdekaan menghadapi sejumlah tantangan.

Pancasila sebagai dasar negara digunakan untuk mengatur pemerintahan atau seluruh administrasi negara.

Setelah, Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, penerapannya tidak berjalan mulus.

Tantangan Penerapan Pancasila di Awal Kemerdekaan 

Terjadi berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam menerapkan Pancasila di awal masa Kemerdekaan.

Ada sejumlah tantangan penerapan pancasila sebagai dasar negara pada masa awal kemerdekaan, yaitu:

1. PKI Madiun 1948

Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun terjadi pada tanggal 18 September 1948, pemberontakan tersebut terjadi selama tiga bulan.

Latar belakang pemberontakan PKI Madiun adalah adanya permasalahan yang cukup rumit antara pemerintah dan golongan sayap kiri.

Peristiwa tersebut diawali dengan jatuhnya kabinet Amir Sjarifuddin pada tanggal 28 Januari 1948, kemudian dibentuk kabinet baru yang bernama Kabinet Hatta.

Baca juga: Penerapan Pancasila sebagai Dasar Negara pada Awal Kemerdekaan

Namun, Mohammad Hatta membentuk kabinet baru tanpa mengikutsertakan gologan sayap kiri.

Kondisi tersebut membuat golongan sayap kiri merasa kecewa dan berniat melakukan pemberontakan.

Situasi semakin memanas setelah Muso, tokoh komunis senior Indonesia kembali ke Tanah Air setelah belajar di Uni Soviet.

Sebagian dari massa yang turut mengadakan demonstrasi gelombang ketiga menuntut pembubaran PKI dan ormas-ormasnya yang tersangkut dalam gerakan kontrarevolusi 30 September (G30S) di Jakarta, Kamis (14/10/1965).Arsip Kompas Sebagian dari massa yang turut mengadakan demonstrasi gelombang ketiga menuntut pembubaran PKI dan ormas-ormasnya yang tersangkut dalam gerakan kontrarevolusi 30 September (G30S) di Jakarta, Kamis (14/10/1965).

Muso membentuk badan baru yang berisikan partai-partai sayap kiri, salah satunya PKI.

Mereka kemudian melakukan perjalanan propaganda ke daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Pemberontakan PKI Madiun terjadi pada tanggal 18 September 1948 pada pukul 03.00 dini hari.

Pemberontakan tersebut merupakan pemeberontakan pertama setelah Indonesia Merdeka.

Tujuan pemberontakan tersebut tidak lain untuk mendirikan Negara Soviet Indonesia yang berideologi komunis.

Para pemberontak ingin mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa dengan paham komunis.

Pemberontakan PKI berhasil digagalkan oleh Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Soekarno

Muso, pemimpin Pemberotakan PKI Madiun, tewas ditembak dan tokoh-tokoh lainnya berhasil ditangkap.

2. Pemberontakan DI/TII

Pemberontakan DI/TII atau Darul Islam/Tentara Islam Inonesia (DI/TII) terjadi pada tanggal 7 Agustus 1949 di bawah pimpinan Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo.

Pemberontakan tersebut bertujuan ingin mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan syari'at Islam. Bahkan hal tersebut ditandai dengan didirikannya Negara Islam (NII).

Bangsa Indonesia membutuhkan waktu cukup lama untuk menumpas pemberontakan tersebut.

Kartosuwiryo, tokoh Islam yang mempelopori pemberontakan DI/TII baru dapat ditangkap pada tanggal 4 Juni 1962.

Baca juga: Penerapan Pancasila sebagai Dasar Negara di Awal Kemerdekaan

Foto dokumentasi. Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo atau SM Kartosoewirjo, pendiri Negara Islam Indonesia (NII) dan pemimpin pemberontakan DI/TII.Tribunnews/Fadli Zon via KompasTV Foto dokumentasi. Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo atau SM Kartosoewirjo, pendiri Negara Islam Indonesia (NII) dan pemimpin pemberontakan DI/TII.

3. Pemberontakan APRA

APRA adalah milisi pro Belanda yang didirikan oleh Kapten KNIL, Raymond Westerling pada tanggal 15 Januari 1949.

Tujuan gerakan APRA adalah untuk mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia dan mempunyai tentara sendiri bagi negara-negara RIS.

Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) merupakan peristiwa kudeta militer yang terjadi di Bandung pada tanggal 23 Januari 1950. APRA berhasil menduduki Bandung dan menguasai markas Staf Divisi Siliwangi.

Bahkan, APRA berencana menyerang Jakarta dan, namun upayanya mampu digagalkan oleh APRIS yang mengirimkan pasukannya ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Peristiwa tersebut makin mempercepat pembubaran RIS dan kembali ke bentuk NKRI pada tanggal 17 Agustus 1950.

4. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) berada di bawah kepemimpinan Christian Robert Steven Soumokil.

Tujuan pemberontakan RMS adalah membentuk negara sendiri yang berdiri pada tanggal 25 April 1950. Negara tersebut meliputi pulau-pulau, seperti Ambon, Seram, dan Buru.

Pemberontakan RMS dapat dikalahkan tentara Indonesia pada November 1950, sedangkan pemberontakan di Seram masih berlanjut hingga Desember 1963.

Dampak kekalahan kekalahan di Ambon berujung pada pengungsian pemerintah RMS ke Seram, kemudian mereka mendirikan pemerintahan dalam pengasingan di Belanda pada tahun 1966.

Pemberontakan RMSkemdikbud.go.id Pemberontakan RMS

5. Pejuang Rakyat Semesta (Permesta)

Permesta atau Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) berada di bawah kepemimpinan Sjarifuddin Prawiranegara dan Ventje Sumual pada tahun 1957 hingga 1958.

Baca juga: Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa

Pemberontakan yang terjadi di Sumatera dan Sulawesi merupakan bentuk koreksi untuk pemerintah pusat yang dipimpin oleh Presiden Soekarno.

Pada waktu itu terjadi ketimpangan sosial yang dianggap sebagai akibat tindakan Presiden Soekarno.

PRRI beranggapan Presiden Soekarno sudah tidak lagi tidak dapat diberikan nasehat dalam menjalankan pemerintahan.

Pemerintah pusat dianggap telah mengabaikan pembangunan di daerah dan lebih fokus pada pengembagan serta pembangunan di daerah pusat.

Sejarah peberontakan PRRI Permesta.ikpni.or.id Sejarah peberontakan PRRI Permesta.

Akhir muncul, gerakan PRRI/Permesta untuk memperbaiki pemerintahan di Indonesia.

Penulis: Verelladevanka Adryamarthanino | Editor: Tri Indriawati dan Ari Welianto

Sumber:

www.sonora.idwww.kompas.com. dan bobo.grid.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com