Meskipun sendirian, dia tetap berjuang menutup lubang meski sendiri. Tubuhnya yang renta dan bungkuk masih kuat mengayunkan pacul dan menggeser batu.
Ia mencoba menutup lubang dengan cara memindahkan batu, tanah, kayu yang berada di lereng sebelah atas.
Sayang, usaha itu seperti tidak ada ujungnya. Lubang masih menganga dan semakin lebar.
Mbah Karyo berharap, suatu saat lubang bisa segera tertutup. Ia merasa membutuhkan bantuan lebih dari banyak pihak, utamanya pemerintah.
Baca juga: Sedang Mati Lampu, Warga Kulon Progo Panik Berhamburan Keluar Rumah karena Guncangan Gempa
“Jogangane isa ketutup (ia berharap suatu saat liang itu tertutup),” kata Karyo.
Dukuh (kepala dusun) Popohan, Restu Bayu Permadi menceritakan, warga melapor kemunculan lubang pada 22 Desember 2022 malam. Saat itu sedang hujan deras
Siangnya, warga kampung segera berdatangan, kerja bakti untuk menutup lubang. Namun, ada lorong yang diyakini tidak mungkin ditutup. Karenanya warga gotong royong menutup lubang dengan terpal.
“Di ujung bawah (lubang) ada lorong yang dalam. Warga ada yang berani coba-coba mengukur kedalaman lorong dengan memotong bambu, lalu melemparkannya ke dalam, bablas, hilang. Semua segera naik,” kata Bayu di ujung telepon.
Bayu mengungkapkan, kejadian ini juga telah sampai ke lurah dan jagabaya kantor Kalurahan Banjararum.
Baca juga: Apakah Bumi Bisa Berada di Dalam Lubang Hitam?
Para pamong desa hingga BPBD pun pernah meninjau lokasi. Namun, ternyata tidak mudah untuk menutup lubang itu.
“Bahkan tanah uruk di sini tidak mungkin cukup, karena baru dua jengkal menggali tanah ketemu batu,” kata Bayu.
Jalan keluar sementara berupa lubang ditutup dengan terpal untuk menghindari potensi longsor saat terjadi hujan.
Selain itu, warga membantu membuat saluran agar air hujan tidak langsung jatuh ke lubang dan mengakibatkan longsor di kedalaman lubang.
Bayu memperkirakan, kemunculan lubang di samping rumah Karyo terkait dengan struktur tanah di kemiringan Bukit Popohan.
Kawasannya memang berpotensi longsor. Dusun di bawah Pedukuhan Popohan bahkan kerap melaporkan peristiwa tanah bergerak, seperti tanah amblas, tebing rumah longsor, jalan terkikis dan hampir patah.
Bahkan ada sumur yang mengecil karena tanah di bawahnya bergeser.
“Kami berharap bantuan pemerintah saat ini,” kata Bayu di ujung telepon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.