"Jadi jalan kami pulang hanya berpegangan pada tali, di mana tempat masuk, di situ lah kami keluar. Kami tidak punya petunjuk lain untuk melihat kiri kanan, seperti orang buta berjalan," tutur Ponco.
Kondisi itu mengakibatkan Ponco tidak bisa mengekplorasi seluruh bagian kapal. Ponco hanya menjangkau tempat penyimpanan senjata dan amunisi, namun tidak sampai masuk jauh ke dalam.
"Kami takut karena tidak tahu batas pintunya sampai mana," kata Ponco.
Selain itu, arus bawah air juga sangat kencang.
"Arus kencang banget, kalau berpegangan pada tali itu terbang seperti Superman," ujar Ponco.
Menurut historical diver yang tergabung dalam misi ini, Ady Setyawan, di Perairan Cilacap ada puluhan bangkai kapal.
Dari catatan sejarah, pada tahun 1942 saja di alur tersebut ada 23 kapal yang ditenggelamkan Jepang. Kapal itu diduga membawa orang-orang Belanda yang akan duevakuasi ke Australia.
Kemudian pada Agresi Militer 1942, berdasarkan arsip Belanda yang dibaca Ady, seluruh kapal di lokasi itu ditenggelamkan tentara Belanda.
Saat itu, hanya satu kapal yang selamat. Namun, tidak disebutkan jumlah kapal yang ditenggelamkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.