Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sikka KLB Rabies, Ini yang Harus Dilakukan Setelah Digigit HPR

Kompas.com - 14/07/2023, 12:33 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SIKKA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah menetapkan kejadian luar biasa (KLB) rabies sejak 16 Mei 2023 menyusul tingginya kasus gigitan hewan penular rabies (HPR), khususnya anjing, di wilayah itu.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, dari 49 spesimen otak anjing yang diperiksa di Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar, Bali, 36 di antaranya dinyatakan positif rabies.

"49 spesimen ini yang kita kirim selama tahun 2023, dari 36 yang positif, dua orang yang meninggal dunia. Yang terbaru itu bocah 6 tahun asal Desa Hikong," ujar Kepala Dinas Pertanian Sikka, Yohanes Emil Satriawan saat dihubungi, Jumat (14/7/2023).

Baca juga: Suspek Rabies, Bocah 6 Tahun di Sikka Meninggal dalam Perawatan di RS

Satriawan mengatakan, pemerintah melalui instansi terkait seperti Dinas Pertanian dan Dinas Kesehatan telah melakukan sejumlah langkah antisipasi untuk mencegah penyebaran virus rabies.

Paling penting, kata Satriawan, warga yang memiliki hewan penularan rabies seperti anjing, kucing, dan kera diikat atau dikandangkan. Dengan begitu, pergerakan hewan bisa dibatasi.

Lalu, penanganan pasien setelah digigit harus dilakukan sesuai prosedur kesehatan.

Baca juga: Kasus Gigitan Anjing di Sikka Meluas hingga 14 Kecamatan

Penanganan cepat dan tepat

Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tc. Hillers Maumere, Asep Purnama menekankan pentingnya penanganan yang cepat dan tepat terhadap korban gigitan anjing.

"Kalau digigit, cuci luka dengan sabun atau detergen di air mengalir selama 15 menit. Karena sabun membunuh virus, harus cepat dan tepat dan segera datang ke Rabies Center atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat penanganan," ujar Asep.

Asep mengungkapkan, rabies salah satu penyakit yang mematikan, namun bisa dicegah dengan cuci luka yang tepat serta pemberian vaksin anti-rabies (VAR) dan serum anti-rabies (SAR). Sehingga, virus rabies tidak mencapai otak.

"Untuk kasus dengan risiko rendah, pasien dapat langsung diberikan VAR. Tapi kalau risiko tinggi, pasien harus diberikan VAR dengan serum anti-rabies (SAR)," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Regional
Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Regional
Bukan Fenomena 'Heat Wave', BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Bukan Fenomena "Heat Wave", BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Regional
301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Regional
Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Regional
3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Regional
Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Regional
Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Regional
Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Regional
Konten Judi 'Online' dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Konten Judi "Online" dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com