SIKKA, KOMPAS.com - Harga tomat di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) anjlok hingga Rp 1.000 per kilogram.
Yance Maring, petani muda di Kabupaten Sikka menuturkan, kondisi ini sudah berlangsung selama sebulan terakhir. Padahal, ungkap Yance, tomat dijual Rp 30.000 per kilogram.
"Ini sudah satu bulan. Saya jual di pasar satu kantong berisi 15 kilogram dengan harga Rp 10.000, juga tidak ada mau beli," ungkap Yance di Maumere, Selasa (11/7/2023).
Yance mengaku mengalami kerugian cukup besar, sebab hasil penjualan yang didapat tidak cukup menutupi biaya operasional. Terpaksa tomat hasil panen miliknya dibagikan secara gratis kepada warga.
Baca juga: Harga Anjlok hingga Rp 700, Tomat Milik Petani di Magetan Dibiarkan Tak Dipanen
Menurutnya, harga anjlok akibat melimpahnya pasokan tomat dari para petani hortikultura. Belum lagi banyak petani sawah yang membudidaya tomat pasca panen padi.
"Harapannya pemerintah bisa membantu mengatasi anjloknya harga tomat. Misalnya, membangun industri pengolahan untuk mengantisipasi over produksi," pungkas Yance.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Sikka Yoseph Benyamin menerangkan, anjloknya harga tomat karena permintaan pasar menurun.
Selain itu juga permintaan tomat dari sejumlah sektor usaha, seperti rumah makan, restoran dan hotel masih terbatas.
Benyamin berujar, budidaya tomat di Kabupaten Sikka masih sangat masif, bahkan hampir di semua kecamatan.
Baca juga: Harga Cabai Mahal, Emak-emak Semarang Terpaksa Perbanyak Tomat Saat Membuat Sambal
"Kita di Maumere tanam tomat serentak, kemudian panen juga serentak. Sehingga over produksi. Nanti ada bulan-bulan tertentu, kita akan kelangkaan tomat, " ujarnya.
Mestinya, kata dia, dinas terkait bisa mengatur pola tanam, manajemen, dan siklus tanam.
Apalagi pasokan tomat tidak hanya dari petani lokal, tetapi didatangkan dari wilayah lain, seperti Ende, dan Bima
"Semestinya bisa diatur pasca panen itu ada industri pengolahan, tetapi belum ada industri pengolahan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.