SEMARANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Semarang menyebut tingginya harga tomat di pasar tradisional disebabkan karena cuaca ekstrem yang membuat petani gagal panen.
Kepala Bidang (Kabid) Pangan dan Pengendalian Harga Dinas Perdagangan Kota Semarang, Sugeng Dilianto membenarkan jika harga tomat sedang naik.
"Kalau harga tomat di pasar tradisional seperti Pasar Simongan memang naik di harga Rp 18.000 per kilogram," jelasnya saat dikonfirmasi, Selasa (22/11/2022).
Dia menjelaskan, saat ini daerah penyuplai tomet untuk Kota Semarang sedang mengalami cuaca ekstrem. Selain gagal panen, pertumbuhan tomat juga terganggu.
"Jadi banyak yang menjadi busuk," jelasnya.
Baca juga: Harga Tomat di Semarang Meroket, dari Rp 4.000 Jadi Rp 20.000 Per Kg
Permasalahan itu berdampak pada keterbatasan stok tomat yang ada di beberapa pasar tradisional Kota Semarang yang menipis.
"Jadi pengiriman dari para petani juga berkurang saat ini," paparnya.
Dia mengaku belum mengetahui kapan harga tomat di Kota Semarang bakal stabil. Apalagi, lanjutnya, curah hujan saat ini intensitasnya masih tinggi.
"Jadi belum bisa memprediksi kapan harga tomat akan turun," ucapnya.
Ditemui terpisah, pedagang Pasar Karangayu Semarang, Ngatimah mengatakan, naiknya harga tomat di pasar tradisional sudah terjadi sejak satu pekan yang lalu.
"Sepekan ini harga tomat mencapai Rp 20.000 per kilogram," jelasnya saat ditemui di lokasi.
Sebelumnya, harga tomat di Pasar Karangayu hanya Rp 4.000 per kilogram. Informasi yang dia dapatkan, naiknya harga tomat karena gagal panen.
"Katanya karena banyak yang gagal panen petani tomatnya," paparnya.
Karena curah hujan tinggi, membuat tomat mudah busuk. Naiknya harga tomat membuatnya kehilangan banyak pelanggan sejak sepekan yang lalu.
"Jarang ada pembeli sekarang. Apalagi tomat kan beda seperti dengan cabai dan beras ya," ujarnya.
Baca juga: Berkunjung ke Pasar Malangjiwan Bareng Ganjar, Jokowi Kaget Harga Minyak Naik