Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah Pantai Sukaraja Lampung Usai Sampah yang Menumpuk Bertahun-tahun Dibersihkan

Kompas.com - 13/07/2023, 16:28 WIB
Tri Purna Jaya,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Wajah Pantai Sukaraja, Bandar Lampung, kini jauh lebih baik.

Sampah yang dulunya menutup bibir pantai, kini jauh berkurang usai warga dan kelompok anak muda peduli lingkungan, Pandawara Grup, membersihkannya, Senin (10/7/2023).

Baca juga: Nama Pantai Sukaraja di Google Map Berubah Jadi Pantai Pandawara Sukaraja

Pantauan Kompas.com di lokasi, Kamis (13/7/2023) siang, sampah yang ada di bibir pantai jauh lebih sedikit dibanding tiga hari yang lalu.

Baca juga: Pantai Sukaraja Disebut Pantai Terkotor Nomor 2 di Indonesia, 300 Ton Sampah Dibersihkan

Namun, memang masih terlihat ada sampah terbawa jaring nelayan payang yang mulai beraktivitas seperti biasa. 

Kondisi Pantai Sukaraja, Bandar Lampung, Kamis (13/7/2023) siang. Sampah yang terlihat di bibir pantai merupakan sampah baru dari laut. Sampah di pantai ini sudah jauh berkurang dibanding sebelumnya yang menumpuk selama bertahun-tahun. Pandawara Grup, kumpulan anak muda peduli lingkungan, bahkan saat itu sempat menyebut Pantai Sukaraja merupakan pantai terkotor nomor 2 di Indonesia.KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA Kondisi Pantai Sukaraja, Bandar Lampung, Kamis (13/7/2023) siang. Sampah yang terlihat di bibir pantai merupakan sampah baru dari laut. Sampah di pantai ini sudah jauh berkurang dibanding sebelumnya yang menumpuk selama bertahun-tahun. Pandawara Grup, kumpulan anak muda peduli lingkungan, bahkan saat itu sempat menyebut Pantai Sukaraja merupakan pantai terkotor nomor 2 di Indonesia.
Selain itu, di lokasi masih terlihat aktivitas kendaraan pengangkut sampah. Adapun jalan masuk menuju Pantai Sukaraja juga sudah mulai diaspal. 

Salah satu nelayan, Nurman merasa senang karena sampah yang sebelumnya menumpuk di Pantai Sukaraja sudah mulai berkurang. 

"Kalau berkurang Alhamdulillah," kata Nurman saat ditemui, Kamis siang.

Nelayan payang lainnya, Sarih mengatakan, setelah pantai itu dibersihkan, muncul masalah lain bagi nelayan di pantai.

Masalah itu adalah hilangnya daratan untuk menyandarkan kapal dan menarik jaring dari tengah laut.

Sarih mengatakan, daratan yang menjadi bibir pantai sekarang terbentuk dari sampah-sampah yang terbawa arus laut sejak dahulu.

Sehingga, dia dan nelayan payang sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan banyaknya sampah di lokasi itu.

 

"Kalau sampah pasti selalu ada, kalau dibersihkan juga percuma. Cara satu-satunya ya itu, tutup pabrik plastik," kata dia.

Karena menurutnya, sampah-sampah plastik ini tidak akan habis sampai kapan pun. 

"Dia (sampah plastik) mah enggak akan habis, tahun-tahun geh," kata dia.

Kondisi Pantai Sukaraja sebelum dibersihkan, Minggu (9/7/2023).KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA Kondisi Pantai Sukaraja sebelum dibersihkan, Minggu (9/7/2023).
Sebelumnya diberitakan, setelah menumpuk puluhan tahun, sampah di bibir Pantai Sukaraja, Bandar Lampung, akhirnya dibersihkan, Senin (10/7/2023). 

Ribuan warga tumpah ruah membersihkan pantai yang berlokasi di Jalan Ikan Selar, Sukaraja, Kecamatan Bumi Waras, sejak pukul 07.00 Wib.

Di hari pertama, sampah yang dibersihkan mencapai 300 ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dampak Banjir Lahar di Sumbar, 450 Hektare Lahan Pertanian Alami Puso

Dampak Banjir Lahar di Sumbar, 450 Hektare Lahan Pertanian Alami Puso

Regional
Berkomitmen Pada zakat, Danny Pomanto Dinobatkan Jadi Duta Zakat Indonesia

Berkomitmen Pada zakat, Danny Pomanto Dinobatkan Jadi Duta Zakat Indonesia

Regional
Kronologi Ibu-ibu Tampar Anggota Polisi di Makassar, Tak Terima Lapaknya Ditertibkan

Kronologi Ibu-ibu Tampar Anggota Polisi di Makassar, Tak Terima Lapaknya Ditertibkan

Regional
Kembalikan Formulir Pilkada ke PDI-P, Wali Kota Semarang Sebut Kriteria Pasangannya

Kembalikan Formulir Pilkada ke PDI-P, Wali Kota Semarang Sebut Kriteria Pasangannya

Regional
Puncak Kemarau di Jateng Diprediksi Juli dan Agustus 2024, Waspada Cuaca Ekstrem

Puncak Kemarau di Jateng Diprediksi Juli dan Agustus 2024, Waspada Cuaca Ekstrem

Regional
Siswa SD Hilang pada Banjir Sumbar, Korban Sempat Tulis Puisi tentang Hutan

Siswa SD Hilang pada Banjir Sumbar, Korban Sempat Tulis Puisi tentang Hutan

Regional
Wakil Wali Kota Teguh Prakosa Daftar Jadi Bakal Cawalkot Solo di PDI-P

Wakil Wali Kota Teguh Prakosa Daftar Jadi Bakal Cawalkot Solo di PDI-P

Regional
Dampak Banjir Bandang Mahakam Ulu, Belum Ada Listrik Menyala di Ujoh Bilang

Dampak Banjir Bandang Mahakam Ulu, Belum Ada Listrik Menyala di Ujoh Bilang

Regional
Bawa Hasil Bumi dan Barongsai, Wali Kota Semarang Kembalikan Formulir Pendaftaran Pilkada ke PDI-P

Bawa Hasil Bumi dan Barongsai, Wali Kota Semarang Kembalikan Formulir Pendaftaran Pilkada ke PDI-P

Regional
Kronologi Ayah Banting Bayinya hingga Tewas di Empat Lawang, Ternyata Sering Lakukan KDRT

Kronologi Ayah Banting Bayinya hingga Tewas di Empat Lawang, Ternyata Sering Lakukan KDRT

Regional
Pesan Pj Bupati Flores Timur di Akhir Masa Jabatan, Minta ASN Jaga Loyalitas

Pesan Pj Bupati Flores Timur di Akhir Masa Jabatan, Minta ASN Jaga Loyalitas

Regional
Simpang Joglo Solo Ditutup Total mulai 21 Mei 2024, Catat Pengalihan Arusnya

Simpang Joglo Solo Ditutup Total mulai 21 Mei 2024, Catat Pengalihan Arusnya

Regional
Bukannya Takut, Awak Bus Ini Malah Senang Saat Dirazia

Bukannya Takut, Awak Bus Ini Malah Senang Saat Dirazia

Regional
Di Seminar Womenpreneur, CEO Buttonscarves Blak-blakan Ungkap Latar Belakangnya

Di Seminar Womenpreneur, CEO Buttonscarves Blak-blakan Ungkap Latar Belakangnya

Regional
Preman Pemalak Pedagang Duku di Lampung Ditangkap, Modusnya Adang Mobil Korban dan Minta 'Uang Jalan'

Preman Pemalak Pedagang Duku di Lampung Ditangkap, Modusnya Adang Mobil Korban dan Minta "Uang Jalan"

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com