Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Kematian Siswa SD di Sukabumi, Dugaan Dikeroyok hingga Pihak RS Sebut karena Tetanus

Kompas.com - 11/07/2023, 17:40 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Polres Sukabumi Kota menghentikan penyelidikak kasus meninggalnya MHD (9) bocah SD di Sukaraja, Kabupaten Sukabumi yang diduga dikeroyok oleh teman sekolahnya.

Penghentian penyelidikan dilakukan karena dari pemeriksaan dan gelar perkara tidak memenuhi adanya bukti unsur pidana yang disangkakan pelapor.

Selain itu dari hasil laboratorium, korban mengidap penyakit tetanus.

Mengaku dikeroyok kakak kelasnya.

Kasus tersebut berawal saat korban yang dirawat beberapa hari di rumah sakit, meninggal dunia pada Sabtu (20/5/2023).

Sebelum meninggal dunia, MHD sempat mengucapkan sesuatu kepada sang kakek, MY (52).

Saat itu korban sempat memberitahu nama pelaku yang mengeroyoknya. Namun ucapannya tak tuntas dan korban menghembuskan napa terakhirnya.

"Ketika ditanya siapa yang melakukannya (penganiayaan), korban hanya bilang oleh inisial AZ, namun itu tidak berlanjut karena suara korban sudah tidak ada," ujarnya, Sabtu (20/05/2023).

Baca juga: Bukan Dikeroyok Kakak Kelas, Bocah SD di Sukabumi Meninggal karena Tetanus

Keluarga pun mengecek ke sekolah dan nama yang disebut korban ternyata ada.

"Sedangkan setelah dicek di sekolahnya, ada 4 orang namanya disebutkan (sama)," tutur MY. Nama yang disebut masih duduk di kelas 5 SD, kelas 4 SD, bahkan kelas 2 SD.

Menurut MY, cucunya baru pindah selama empat bulan. Alasannya pindah sekolah, dikarenakan lokasinya yang tak jauh dengan kediamannya. "Jadi baru 4 bulan pindah kesini, tujuannya agar dekat dan sudah membikinkan rumah untuk orang tua dekat sekolah," ucapnya.

Saat kejadian, pelaku mengeroyok cucunya ini di belakang sekolahnya.

"Kejadian dari hari Senin, Selasa. Jadi dua hari itu dipukulin di lingkungan sekolah. Dianiayanya di belakang sekolah dekat dan kamar mandi (toilet)," tuturnya

Pihak keluarga korban pun meminta keadilannya dan pertanggungjawabannya dari pihak sekolah dan keluarga pelaku.

"Harapan dari kami sebagai keluarga, minta dituntaskan siapa pelaku yang sebenarnya, dan minta pertanggungjawaban dari keluarganya (pelaku) dan tanggungjawab sekolah," pungkas MY.

Baca juga: Penyelidikan Kasus Bocah SD Diduga Tewas Dikeroyok di Sukabumi Dihentikan

Makam korban dibongkar

Proses persiapan otopsi jenazah anak SD yang meninggal diduga dipukuli temannya di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (31/5/2023).KOMPAS.com/BUDIYANTO Proses persiapan otopsi jenazah anak SD yang meninggal diduga dipukuli temannya di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (31/5/2023).
Polisi kemudian membongkar kuburan bocah kelas 2 SD yang diduga meninggal akibat dianiaya di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Rabu (31/05/2023).

Otopsi melibatkan dokter forensik dari RS Syamsudin SH.

Dokter Nurul Aida Fathia, salah satu dokter otopsi menyebutkan ada luka dalam di jenazah yang dianggap mencurigakan.

"Perbedaan warna yang saya temukan di laboratorium nanti, apakah benar memar atau bukan. Jadi kami pastikan dulu warna yang berbeda itu bukan karena pembusukan apakah itu memar atau bukan," ucapnya.

Baca juga: Otopsi Siswa SD Korban Pengeroyokan di Sukabumi Berlangsung 4 Jam, Hasilnya Keluar Setelah 2 Pekan

Saat disinggung luka dalam yang ducurigai apakah dari luka kekerasan, Aida belum bisa memastikannya karena perlu pemeriksaan laboratorium.

"Kalau itu belum tau, kalau misalnya dari hasil laboratorium dikatakan bahwa itu adalah tanda perlukaan kemungkinan akibat kekerasan tumpul," ucapnya.

"Itu kan pasti akibat kekerasan tumpul. Mau dihantam, bergesek atau apa kita nggak tahu karena itu kan proses," tambah dia.

Sepuluh sampel tersebut akan diperiksa di laboratorium yang ada di Bandung.

“Sampelnya dari mulai kulit yang kita curigai perlukaan, kemudian organ-organ dalam. Nanti kita konfirmasi (patah tulang rahang dan pecah pembuluh darah di kepala) karena kalau tadi pembuluh darah yang pecah di kepala kita ambil jaringan otaknya, kemudian tadi yang di rahang kita ambil otot rahangnya," jelasnya.

Baca juga: Makam Dibongkar, Jenazah Siswa SD Sukabumi Diduga Korban Pengeroyokan Kakak Kelas Diotopsi

Sementara itu kuasa hukum keluarga korban, Rolan Bentamin Pardamean Hutabarat mengatakan sebelum meninggal dunia dan menjalani perawatan, korban mengaku mendapat penganiayaan kepada ibunya.

"Pengakuan dari korban (almarhum) kepada dokter di UGD RS Primaya bahwa dia dikeroyok dan juga pengakuan korban ke ibu saat dirawat inap di RS Hermina bahwa dia dipukuli di bagian dada dan punggung," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Instruktur Pilot Korban Pesawat Jatuh di BSD Dimakamkan Besok di Semarang

Instruktur Pilot Korban Pesawat Jatuh di BSD Dimakamkan Besok di Semarang

Regional
Pemuda di Gresik Tewas Usai Motor yang Dikendarainya Menabrak Truk

Pemuda di Gresik Tewas Usai Motor yang Dikendarainya Menabrak Truk

Regional
Banjir Kepulauan Aru, 150 Rumah Terendam, Warga Mengungsi

Banjir Kepulauan Aru, 150 Rumah Terendam, Warga Mengungsi

Regional
Peringati 'Mayday 2024', Wabup Blora Minta Para Pekerja Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing

Peringati "Mayday 2024", Wabup Blora Minta Para Pekerja Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing

Regional
Dinkes Periksa Sampel Makanan Penyebab Keracunan Massal di Brebes

Dinkes Periksa Sampel Makanan Penyebab Keracunan Massal di Brebes

Regional
Viral Pernikahan Sesama Jenis di Halmahera Selatan, Mempelai Perempuan Ternyata Laki-laki

Viral Pernikahan Sesama Jenis di Halmahera Selatan, Mempelai Perempuan Ternyata Laki-laki

Regional
Paman Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Entah Kenapa Hari Ini Ingin Kontak Pulu

Paman Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Entah Kenapa Hari Ini Ingin Kontak Pulu

Regional
Presiden Jokowi Undang Danny Pomanto untuk Jamu Tamu Peserta World Water Forum 2024 di Bali

Presiden Jokowi Undang Danny Pomanto untuk Jamu Tamu Peserta World Water Forum 2024 di Bali

Regional
Pesawat Latih Jatuh di BSD, Saksi: Saat 'Take Off' Cuacanya Normal

Pesawat Latih Jatuh di BSD, Saksi: Saat "Take Off" Cuacanya Normal

Regional
Mahasiswa Unika Santo Paulus NTT Pentas Teater Randang Mose demi Melestarikan Budaya Manggarai

Mahasiswa Unika Santo Paulus NTT Pentas Teater Randang Mose demi Melestarikan Budaya Manggarai

Regional
Bus Surya Kencana Terbalik di Lombok Timur, Sopir Diduga Mengantuk

Bus Surya Kencana Terbalik di Lombok Timur, Sopir Diduga Mengantuk

Regional
Cerita Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Cemas Ketika Turun Hujan

Cerita Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Cemas Ketika Turun Hujan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Kapal Ikan Berbendera Rusia Ditangkap di Laut Arafura, 30 ABK Diamankan

Kapal Ikan Berbendera Rusia Ditangkap di Laut Arafura, 30 ABK Diamankan

Regional
Pria di Bandung Ditemukan Tewas Menggantung di Pohon Jambu, Warga Heboh

Pria di Bandung Ditemukan Tewas Menggantung di Pohon Jambu, Warga Heboh

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com